Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh sekitar 5,3%. Perkiraan LPS ini berbeda dengan target yang dipatok pemerintah yakni 5,7%.
“Angka 5,3% tersebut memang bukan level yang ditargetkan Indonesia. Tetapi, jika dilihat dari dinamika perekonomian saat ini, angka tersebut dirasa cukup,” kata Ekonom LPS, Dody Arifianto, Rabu (11/02).
Dody menjelaskan, perkiraan angka pertumbuhan 5,3% ini bukanlah yang diharapkan LPS. LPS inginnya pertumbuhan ekonomi ada pada level 6-7%. Tetapi, dengan segala dinamika yang ada baru bisa sekitar 5,3%.
“Angka itu juga naik sedikit dari pertumbuhan ekonomi 2014, yang sebesar 5,0%," kata Dody di Hotel Century Park, Jakarta, Rabu (11/02).
Sementara, Dewan Komisioner LPS Fauzi Ichsan mengatakan, dalam situasi ancaman kenaikan suku bunga The Fed, pertumbuhan ekonomi memang sudah seharusnya dikelola. Sebab jika pertumbuhan ekonomi dipaksakan akan memperlebar defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD).
"Kalau pertumbuhan ekonomi terlalu pesat, tentuya CAD akan melebar,” ujar Fauzi.
Fauzi menjelaskan, pada saat ada perkiraan bahwa The Fed menaikkan suku bunga, tentu pembiayaan CAD itu akan semakin menantang. Jadi, memang pertumbuhan ekonomi harus dikelola agar tidak membuat CAD semakin melebar.
© Copyright 2024, All Rights Reserved