Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono menilai tidak tertutup kemungkinan kecelakaan kereta api (KA) Argo Anggrek dan KA Senja Utama di Pemalang yang mengakibatkan 36 tewas itu akibat sabotase.
"Jangan diabaikan kemungkinan adanya sabotase. Sebagaimana diketahui, di tempat-tempat lain yang saat ini terjadi, Saya kira permasalahan yang ketiga ini jangan dikesampingkan," kata Agung saat meninjau korban di RSUD Dr M Ashari, Pemalang, Sabtu (02/10).
Selain soal sabotase, Agung juga menyebut dua hal lain yang bisa saja menjadi penyebab kecelakaan yakni kelalaian manusia (human error) atau karena faktor peralatannya.
Agung meminta agar Komisi Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) bisa bekerja cepat untuk mencari tahu penyebab sebenarnya tragedi ini. KNKT diharpkan bisa bertindak dengan objektif.
Tabrakan kreta api tu mengakibatkan 36 orang penumpang tewas dan puluhan lainnya luka-luka, baik luka parah dan ringan. PT Kereta Api Indonesia (KAI) bersedia menanggung semua biaya pengobatan para korban luka-luka hingga sembuh. Sementara untuk korban tewas, akan ada santunan dari Jasa Raharja.
KNKT sudah terjun ke lokasi untuk menyelidiki kecelakaan tersebut. Sementara itu masinis kedua kereta yang kecelakaan telah dimintai keterangan polisi.Status keduanya masih saksi. Selain masinis, polisi juga memeriksa asisten masinis kedua kereta dan sejumlah pihak yang terkait kecelakaan.
Sementara itu, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Lutfi Hasan Ishaq prihatin atas tragedi kecelakaan kereta api di Pemalang yang menewaskan 36 orang tersebut. "Kita prihatin atas peristiwa itu karena banyak memakan korban," ungkap Lutfi kepada wartawan seusai membuka Muswil PKS DIY di Auditorium MMTC di Magelang, Sabtu (02/10).
Menurut Lutfi, peristiwa tabrakan kereta api antara KA Senja Utama dan KA Argo Anggrek itu mencerminkan buruknya sistem transportasi d Indonesia baik darat, laut dan udara. Bahkan persoalan kemacetan di Jakarta maupun saat Lebaran sampai sekarang tidak bisa terselesaikan."Tidak hanya di darat saja, tapi juga di laut dan udara. Harus dibenahi sistem manajemen transportasi kita dan semua harus ditata ulang, sehingga tidak menimbulkan korban lagi," tanda dia.
Lutfi tidak setuju jika masinis yang disalahkan dalam kasus kecelakaan KA di Pemalang Jawa Tengah itu. Sebab seorang masinis itu adalah seorang pelaksana di lapangan. Di atas masinis ada tim yang bekerja atau atasan yang lain dalam manajemen perkeretaapian.
Lutfie setuju bila sistem transportasi di Indonesia dievaluasi secara keseluruhan. Namun bukan menterinya yang harus di-reshufle. Evaluasi tidak hanya di tingkat menteri saja tapi juga direktorat jenderal (dirjen) dan birokrat yang merupakan bawahannya. Karena merekalah yang tahu lebih banyak. Mereka harus di upgrade dan harus meningkatkan pelayanan untuk anak bangsa ini.
© Copyright 2024, All Rights Reserved