Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyebut, penembakan terhadap 2 anggota TNI di Aceh pada Senin (23/03) lalu, diduga terkait penemuan 3 ladang ganja oleh prajurit TNI. Moeldoko menyebut, kemungkinan para pemilik ladang ganja itu merasa tidak nyaman dengan keberadaan anggota TNI di wilayahnya.
“Semua kasus ini dalam konteks pidana. Prajurit saya temukan 3 ladang ganja dan juga menemukan sabu. Mungkin mereka (pelaku penembakan) terganggu dengan itu," ujar Moeldoko kepada pers di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Senin (30/03).
Moeldoko mengatakan, beberapa waktu sebelum terjadi penembakan, prajurit TNI menemukan 3 ladang ganja di Aceh. Masing-masing ladang seluas 15 hektare, 8 hektare, dan 1,5 hektare.
Dikatakan Moeldoko, hingga saat ini, TNI bekerja sama dengan Polri sedang melakukan proses indentifikasi terhadap para pelaku penembakan. “Perintah saya sudah jelas, cari pelaku sampai ketemu," ujar dia.
Seperti diketahui,2 anggota Kodim 0103 Lhokseumawe bernama Serda Indra Irawan, 41, dan Sertu Hendrianto, 36, ditemukan tewas akibat luka tembak dalam kondisi tangan terikat ke belakang. Selain itu, ada 12 selongsong peluru AK-47 dan 3 selongsong peluru M-16 ditemukan di sekitar jenazah.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigjen Wuryanto menjelaskan, Indra dan Hendri pergi ke Kampung Alu Papan, Desa Alumbang, Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara, untuk bertemu kepala mukim (kepala desa) setempat.
Kedua anggota TNI tersebut sedang melakukan pembinaan masyarakat di bidang pertanian dan sosialisasi nilai-nilai kenegaraan. Namun, saat kembali dari tugasnya, Indra dan Hendri yang mengenakan pakaian preman, tiba-tiba disergap dan diculik oleh beberapa orang bersenjata yang tidak dikenal. Keesokan harinya, keduanya ditemukan telah meninggal dunia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved