Pengamat Politik yang juga Peneliti Senior Indopol Survei & Consulting, Nur Iswan, mengatakan, Pilgub Jakarta 2024 tidak lagi ramai seperti tahun 2012 atau 2017.
"Partisipasi masyarakat di Pilgub sekarang diprediksi anjlok. Potensi rendahnya partisipasi pemilih disebabkan beberapa hal," kata Nur Iswan, Rabu (25/9/2024).
Pertama, kata Nur Iswan, warga Jakarta melihat adanya cacat proses dalam pengumpulan KTP dari calon independen dan gagalnya Anies Baswedan kembali maju Pilkada lantaran tidak ada kesepakatan parpol pengusung.
Kemudian, kedua, dekatnya waktu Pilkada dengan Pileg dan Pilpres kemarin telah menyebabkan warga Jakarta cenderung lelah dan jenuh berpolitik.
Ketiga atau terakhir, kata Nur Iswan, potensi munculnya sikap apatis karena ada pandangan bahwa siapapun Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, tidak terlalu berdampak langsung terhadap kehidupan mereka.
“Kombinasi ketiga hal ini berpotensi sangat signifikan dalam mempengaruhi animo warga Jakarta untuk datang ke TPS. Ini yang perlu diwaspadai!” kata alumni School of Publicy and Administration Carleton University Canada ini.
Menurut Nur Iswan, jika partisipasi pemilih rendah maka itu bentuk ketidakberhasilan dan ketidaksehatan demokrasi di Jakarta.
“KPU maupun Bawaslu serta para kandidat wajib hukumnya mendorong dan memotivasi Pemilih untuk menggunakan hak pilihnya agar berbondong-bondong datang ke TPS,” kata Iswan.
Dalam catatan Indopol ada sekitar 8.214.007 pemilih yang telah ditetapkan dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) KPU Jakarta Tahun 2024 ini.
Pemilih itu tersebar di 14.835 TPS. Sementara itu, DPT 20017 adalah Jumlah totalnya 7.108.589 yang tersebar di kurang lebih dari 13.023 TPS.
“Dari jumlah tersebut, tingkat partisipasinya hanya 75 persenan. Di putaran pertama dan agak naik sedikit menjadi 78 persen di putaran kedua. Kenaikan ini didorong oleh pertarungan ‘head to head’ Ahok-Djarot vs Anies-Sandi," kata Nur Iswan.
Nur Iswan menyarankan dua hal untuk menaikan partisipasi pemilih. Pertama, KPU sebaiknya gencar mempromosikan soal pentingnya Pilkada ini. Kedua, semua kandidat harus turun ke lapangan dan mendekati pemilih agar mereka menggunakan hak mereka.
“Hanya 2 pasangan kandidat yang amat berkepentingan dan bisa mendongkrak tingkat partisipasi pemilih. Yakni RK-Suswono dan Pram-Rano," kata Nur Iswan.
Satu pasangan lain kan hanya hiasan dan pelengkap saja. Kalaupun ada pengaruh, calon independen ini kecil sekali daya dorong partisipasinya,” pungkas Iswan. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved