Menteri Pertanian Suwono mengatakan, semakin maraknya konversi lahan yang dilakukan masyarakat menjadi salah satu penghambat produksi beras nasional. Untuk mengimbangi maraknya konversi lahan, pemerintah akan mencetak sawah baru seluas 70.000 hektar pada tahun ini.
"Saya melihat ancaman (produksi beras) yang utama itu konversi lahan kalau tidak bisa membendung,” kata Menteri Pertanian Suswono di kantor Menko Perekonomian, Senin (03/01).
Suswono menjelaskan, pemerintah masih belum bisa menerapkan undang-undang perlindungan lahan sebagai bentuk pencegahan konversi lahan. Pasalnya, kebijakan tata ruang masih perlu dikoordinasi dengan pemerintah daerah. Selanjutnya nanti akan menentukan wilayah mana saja yang tidak patut untuk dikonversi.
Selain itu, Suswono berharap Perum Bulog akan lebih bisa berfungsi sisi komersilnya melalui Inpres yang akan segera dikeluarkan awal tahun ini. Dimana Bulog akan lebih fleksibel dalam menyerap beras produksi lokal.
“Tahun lalu penyerapan rendah karena kualitas di bawah standar, dan karena takut urusan kejaksaan (kalau menyerap beras),” ungkap Mentan.
Pemerintah juga akan melakukan intensifikasi pangan dengan menggunakan varietas padi yang cocok dengan kondisi lahan yang ada. Untuk lahan genangan ada varietas padi INPARA. Sedangkan, varietas INPAGO untuk daerah sedikit air atau tadah hujan. Kemudian, daerah endemi wereng atau batang cokelat ada varietas tahan hama yaitu INPARI 13.
Pada tahun ini, Vietnam dan Thailand bakal memperketat ekspor beras mereka sehubungan dengan anomaly cuaca yang masih berkepanjangan. Hal ini bisa memicu harga beras dunia melambung lebih tinggi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved