Tingkat efisiensi perbankan di Indonesia masih kalah dibanding perbankan di kawasan Asia Tenggara. Kondisi ini akan menyulitkan perbankan untuk mampu bersaing saat penyatuan masyarakat ekonomi ASEAN dilakukan.
Tingkat efisiensi perbankan di Indonesia masih kalah dibanding perbankan di kawasan Asia Tenggara. Kondisi ini akan menyulitkan perbankan untuk mampu bersaing saat penyatuan masyarakat ekonomi ASEAN dilakukan.
Kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas kepada pers di Jakarta, Rabu (14/03), BOPO (biaya operasional dibanding pendapatan operasional) bank-bank di Indonesia masih berkisar 80 persen. “Sementara negara-negara ASEAN seperti Singapura dan Malaysia sudah 40-50 persen," ujar dia.
Dengan tingkat efisiensi yang masih rendah itu, saat penerapan masyarakat ekonomi ASEAN pada 2015-2020 akan sulit bagi perbankan nasional menghadapi persaingan dengan perbankan dari negara-negara lain. “Kalau BOPO masih tinggi sulit bagi perbankan kita, karena mereka akan sangat mudah masuk ke masyarakat Indonesia," ujar dia.
Ronald mengatakan, setiap perusahaan termasuk perbankan harus meningkatkan efisiensinya jika ingin bersaing di pasar, termasuk jika kemudian pasarnya diperluas menjadi wilayah ASEAN.
Dengan kondisi persaingan perbankan yang sangat ketat, penerapan penyatuan masyarakat ekonomi ASEAN di bidang perbankan sudah disepakati diundur sampai 2020, sementara penyatuan sektor ekonomi lain dimulai 2015.
"Khusus untuk perbankan ada forum khusus, ASEAN Banking Integration Forum dan negosiasinya paling alot, saat ini kita ada 120 bank yang kelasnya macam-macam dan sekarang harus berhadapan dengan bank Malaysia, Singapura yang jauh lebih besar. Saat ini masih jadi pembahasan," katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved