Ketua Bidang Agama DPP Partai Demokrat Khatibul Umam Wiranu meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meminta maaf atas pernyataannya yang dianggap melecehkan ayat Alquran beberapa waktu lalu.
Menurut Wiranu, mengeksploitasi keyakinan ajaran agama lain demi kepentingan peribadi Ahok dan kepentingan politiknya tidak pantas. Pernyataan Ahok menunjukkan dia telah menjadikan teks kitab suci yang dipandang sakral sebagai instrumen politik dan membawanya ke panggung politik praktis.
Selain itu, pernyataan Ahok menunjukkan ketidakpahamannya tentang Alquran yang memang bukan kitab suci yang diyakini Ahok.
“Pernyataan Ahok tersebut adalah pernyataan naif dan sama sekali menunjukkan ketidakpahamannya tentang sejarah umat Islam di Indonesia,” kata Khatibul Umam Wiranu, Minggu (09/10).
Sebelumnya, Ahok pada 30 Maret 2016 dalam pidatonya mengaku sering mendapat tekanan dari sebagian orang yang berkiblat pada Alquran, Surat Al-Maidah ayat 51. Dalam ayat tersebut disebutkan orang Islam dilarang memilih pemimpin dari orang-orang yang beragama Yahudi dan Nasrani.
"Bapak Ibu enggak bisa pilih saya, karena dibohongin pakai Surat Al Maidah 51 macem-macem itu. Itu hak bapak ibu ya. Jadi kalau bapak ibu perasaan enggak bisa pilih nih, karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya, enggak apa-apa. Karena ini kan hak pribadi bapak ibu. Program ini jalan saja. Jadi bapak ibu gak usah merasa gak enak. Dalam nuraninya gak bisa pilih Ahok," kata Ahok dalam pidato tersebut.
Menurut Wiranu, Ahok semestinya menyadari Islam tidak pernah anti-terhadap nilai-nilai demokrasi sejauh dijalankan dengan baik dan tidak bertentangan dengan akidah umat Islam.
Wiranu menganggap tindakan Ahok merupakan bentuk keteledoran dan kekeliruan yang fatal. Sehingga, sebagai pejabat dan pemimpin masyarakat, Ahok harus secara dewasa menyampaikan pernyataan maaf atas pernyataan tersebut kepada seluruh warga DKI Jakarta.
“Pernyataan maaf tersebut tidak hanya ditujukan kepada umat Islam yang secara langsung dinistakan oleh pernyataan tersebut, tapi juga kepada seluruh masyarakat yang beragama selain Islam,” kata Wiranu.
Ahok harus memberi contoh tentang pemimpin yang menghargai perbedaan, tidak mengeksploitasi perbedaan dan menjadikannya musuh untuk kepentingan politik praktis,” pungkas Wiranu.
© Copyright 2024, All Rights Reserved