Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinilai tengah berupaya memanfaatkan sentimen publik terkait kasus korupsi pembelian lahan RS Sumber Waras dengan menuding Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan pemufakatan jahat. Masyarakat diminta untuk lebih jernih dalam menilai kasus yang tengah diselidiki Komisi Pemberantasan Korupsi tersebut.
Pandangan itu disampaikan anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PDIP Hendrawan Supratikno terkait pernyataan Ahok yang menyebut BPK bertindak ngaco dalam mengaudit pembelian lahan RS Sumber Waras.
“Motif Ahok hanya perkuat pandangannya, manfaatkan sentimen publik terhadap krisis kepercayaan kepada lembaga-lembaga negara,” ujar Hendrawan kepada pers di Jakarta, Rabu (16/04).
Hendrawan menilai, Ahok ingin membangun opini seolah-olah lembaga negara itu diisi oleh orang yang bermasalah, parasitik (penghisap), sehingga hasil auditnya tidak layak.
Hendrawan meminta masyarakat untuk lebih jernih menelaah kasus RS Sumber Waras dan mempercayakan kepada lembaga resmi, dalam hal ini BPK, yang merupakan lembaga negara.
“KPK juga harus independen dan keputusanya tidak diombang ambing dengan opini publik yang sedang dibangun Ahok Kita dorong KPK untuk mempercepat pemeriksaan kasus RS Sumber Waras," ujar dia.
Politisi PDIP lainnya, Masinton Pasaribu meminta Ahok agar tak asal bicara dengan merendahkan temuan BPK terkait audit investigatif RS Sumber Waras. “Ga usah koar-koarlah. Nanti malah sebaliknya, publik nganggap Ahoknya yang ngaco," ujarnya.
Anggota Komisi III DPR ini mengingatkan kepada Ahok agar tidak terlalu banyak bicara karena dinilainya tudingan itu bisa menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.
“Sebenernya, apapun hasil BPK, sebagai auditor negara harus dihormati. Terlepas itu suka atau tidak suka, itu harus dihormati. Tidak selayaknya Ahok menyatakan BPK ngaco. BPK itu auditor negara," ujar dia.
Sebelumnya, Ahok menyebut, BPK ngaco dan ada pemufakatan jahat yang dilakukan BPK dalam mengaudit pembelian lahan RS Sumber Waras. "BPK sembunyikan data kebenaran. BPK minta melakukan sesuatu yang tidak bisa kita lakukan," ujar Ahok kemarin.
© Copyright 2024, All Rights Reserved