Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) Andrinof Chaniago mengakui tawaran Tiongkok untuk proyek pembangunan High Speed Railway (HSR) alias kerta cepat Jakarta-Bandung lebih menarik dibandingkan tawaran dari Jepang.
“Semua secara keseluruhan banyak aspek yang secara ekonomis dan teknis menunjukkan nilai lebih, termasuk interest rate dangrace period termasuk tingkat kandungan dalam negeri,” kata Andrinof usai menerima kunjungan dari Menteri Pembangunan Nasional dan Komisi Reformasi (National Development and Reform Commission/NDRC) Xu Shaoshi, Jakarta, Selasa (11/08).
Andrinof mengatakan, Tiongkok berencana membangun proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dengan anggaran mereka sendiri, tanpa membebani APBN. Diperkirakan total investasi yang dibutuhkan sebesar US$5,5 miliar atau setara Rp73,7 triliun (kurs Rp13.400).
Menurut Andrinof, bunga pinjaman yang ditawarkan pihak Tiongkok sebesar 2 persen dengan grace period selama 10 tahun, dan jangka waktu pengembalian selama 40 tahun. “Iya (totalnya 50 tahun). Memang mereka banyak keunggulan,” ujar Andrinof.
Sebelumnya, Utusan Khusus Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yakni Hiroto Izumi menyampaikan Jepang telah menyediakan anggaran sebesar Rp60 triliun untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Dengan grace period dan jangka waktu pengembalian yang sama yakni 50 tahun, bunga pinjaman yang ditawarkan Jepang lebih rendah, yakni 0,5 persen.
© Copyright 2024, All Rights Reserved