Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengunjungi sejumlah sekolah dan Puskesmas di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Kunjungan tersebut merupakan implementasi program revolusi mental yang dimulai sejak dini melalui kebiasaan penerapan gizi seimbang serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Cara lain untuk mengimplementasi revolusi mental sejak dini, bisa diterapkan dengan adanya kantin sekolah yang sehat, budaya disiplin melalui budaya antre serta kebiasaan berolahraga. Berbagai kegiatan itu jika diajarkan sejak dini mampu mewujudkan anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria dan berakhlak mulia," kata Puan kepada politikindonesia.com di SD Kartika X-3, Lembang, Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/01).
Menurutnya, dengan memahami pentingnya sadar gizi dan imunisasi sejak dini maka para siswa mampu mengimplementasikannya saat dewasa nanti. Sehingga hal itu mampu menurunkan angka kematian ibu melahirkan, kematian bayi, bayi dengan berat badan rendah dan mempersiapkan generasi muda agar lebih berkualitas dalam menghadapi tantangan global.
"Salah satu upaya yang dilakukannya untuk mewujudkan itu adalah dengan minum susu. Karena perbaikan gizi anak sekolah perlu dilakukan agar kecerdasan generasi mendatang jauh lebih baik dan berpengaruh terhadap pembangunan bangsa dan bisa bersaing di nasional maupun internasional," ungkapnya.
Dijelaskan, saat ini masalah pendidikan berkaitan erat dengan asupan gizi. Secara perlahan program revolusi mental yang dilaksanakan pemerintahan Jokowi-JK berjalan dengan baik. Sehingga dengan asupan gizi yang baik, secara perlahan anak-anak Indonesia harus sehat jasmani dan cerdas. Perwujudan cita-cita tersebut memerlukan dukungan semua pihak termasuk pemerintah dan swasta.
"Untuk membangkitkan manusia Indonesia yang unggul tidak bisa dilakukan sepotong-potong. Yang jelas, revoluasi mental dimulai sejak dini melalui pembiasan gizi seimbang dan penerapan budaya disiplin," paparnya.
Selain itu, lanjut Puan, tujuan kunjungannya ke Bandung Barat ini juga ingin memastikan, apakah Program Indonesia Sehat dengan kartu KIS sudah berjalan baik dan sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar.
"Karena, saya juga ingin menyaksikan secara langsung pembagian raskin di Desa Pasir Halang. Sekaligus memastikan yang sudah menjadi hak rakyat bisa diterima dengan baik oleh mereka yang membutuhkan," ucapnya.
Pada kesempatan itu, saat berkunjung ke SMPN 1 Cisarua, Lembang, Bandung, Puan pun menekankan pentingnya siswa melanjutkan pendidikan hingga jenjang menengah atas. Hal ini sejalan dengan program pemerintah wajib belajar 12 tahun. Sehingga tidak ada alasan bagi siswa yang berasal dari keluarga miskin untuk tidak melanjutkan pendidikan.
"Saat ini pemerintah sudah menyediakan program Indonesia Pintar sebagai jaminan untuk anak-anak menyelesaikan pendidikan hingga ke jenjang menengah atas. Sebab, dengan menyelesaikan pendidikan hingga jenjang pendidikan menengah atas, secara tidak langsung akan menunda usia pernikahan dini dengan terbentuknya Generasi Berencana (GenRe). Sehingga pernikahan dini bisa berkurang," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur The TEMPO Group Aviaska Diah Respati menambahkan, pihaknya sangat mendukung program Kemenko PMK dalam menjalankan kampanye penerapan gizi seimbang serta PHBS di sekolah dan puskesmas, khususnya di wilayah Bandung Barat. Karena kegiatan ini merupakan bagian dari tanggung jawab perusahaan untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat yang dimulai sejak usia dini.
"Sebagai perusahaan swasta nasional yang lahir, tumbuh dan berkembang di Indonesia, kami memiliki komitmen untuk berkontribusi bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Salah satunya dengan mendampingi ibu Puan berkunjung ke sek," ungkap Aviaska.
Dipaparkan, dalam kegiatan itu di SD, pihaknya melakukan observasi yang dilakukan oleh para siswa dengan mempraktekkan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun anti bakteri. Selain itu, para siswa juga diajak untuk minum susu bersama. Sedangkan di SMP, pihaknya memberikan dukungan penerapan hidup sehat agar siswa tetap bisa beraktifitas di sekolah.
"Sebenarnya, penerapan gizi seimbang bagi anak-anak bisa dimulai dengan membangun kebiasaan sarapan pagi dan membawa bekal sekolah yang bergizi, serta minum susu. Selain itu, mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir, mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menjaga kesehatan gigi, menjaga lingkungan dan ruang belajar yang sehat dan bersih, menggunakan jamban yang bersih dan sehat dan membuang sampah pada tempatnya merupakan beberapa butir dari perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang dicanangkan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI, 2014). Upaya yang mudah dan bermanfaat ini akan menghindarkan anak-anak dari berbagai penyakit," jelasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved