Batam aman, dan terkendali, meski kemarin meletus rusuh massal di galangan kapal PT Drydocks World Graha di Tanjung Uncung, Batam, Kepri, Kamis (22/04). Para karyawan diliburkan sementara, mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan pasca-keributan bernuansa rasial itu.
"Mengantisipasi kericuhan susulan, Polda Kepulauan Riau (Kepri) mengirimkan bantuan anggota Brimob. Tetapi, hingga saat ini kondisi aman," tutur Kepala Polisi Kota Besar (Kapoltabes) Barelang Kombes Leonidas Braksan, kepada pers, di Batam, Jumat (23/04).
Selain mengantisipasi, menurut Kepala Divisi Humas Polda Kepri, AKBP Anggaria Lopis, saat ini, para pegawai mau masuk kerja pun sulit, karena kantor mereka terbakar. Ia memastikan, tidak ada korban tewas, hanya ada sembilan orang luka-luka, dan puluhan mobil hangus terbakar.
Jumat ini, Polda Riau, mengirimkan satu SSK (Satuan Setingkat Kompi) Pasukan Brimob. Personel polisi khusus ini akan menjaga kawasan galangan kapal PT Drydocks World Graha di Tanjung Uncung, Batam. Di lokasi inilah, titik sentral kerusuhan yang dipicu pertentangan antara pekerja asing, dengan karyawan lokal.
Kapoltabes) Barelang Kombes Leonidas Braksan menyatakan, pengerahan pasukan ini untuk mengantisipasi kericuhan susulan. Tapi, dia memastikan saat ini Batam sudah kondusif, sudah aman, dan terkendali.
Kesenjangan penghargaan
Untuk menyelesaikan masalah, pihak Polda Kepri telah memfasilitasi pertemuan di antara pihak yang berkonflik. Kamis malam, kata Lopis, digelar pertemuan sejumlah pihak, yang dihadiri unsur Muspida setempat, pengurus SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia), wakil karyawan, dan pihak manajemen perusahaan.
Dari informasi di lapangan, kerusuhan dipicu oleh seorang manajer berkebangsaan India. Seperti diungkap Wakil Kepala Divisi Humas Polri, Kombes Zaenuri Lubis, warga India itu marah-marah sambil memaki anak buahnya dengan kalimat rasis, orang Indonesia bodoh.
Hanya sekitar setengah jam kemudian, isu sudah menyebar hampir ke seluruh karyawan perusahaan yang mempekerjakan 8.000-an orang itu. Tak lama kerusuhan massal meletus, disertai pembakaran di sana-sini.
Para pekerja lokal benar-benar marah. Mereka kesal karena kerap dihina pekerja asing. seolah mendapat momentum, sejumlah karyawan domestik sempat melakukan sweeping, mencari para pekerja asing hingga ke Marina Waterfrontcity.
Di wilayah ini banyak bermukim pekerja asal India, baik long stay di Harris Resort, Holiday Inn, maupun Kompleks Ocean Park. Untuk menyelamatkan para pekerja asal India ini, polisi mengevakuasi mereka melalui Pelabuhan Beton Sekupang. Sejauh ini dipastikan tidak ada kerusuhan lanjutan, termasuk pembalasan terhadap pekerja asing.
Satu hal, mungkin informasi dari pegawai sub kontrak Drydock yang enggan disebutkan namanya ini bisa jadi bahan kajian. Ia menceritakan, kejadian kemarin itu sebetulnya puncak dari persoalan di perusahaan tersebut, sejak dua pekan lalu.
Para pekerja setempat sempat meminta agar pekerja asing yang kerap melakukan penghinaan meminta maaf melalui media massa. Sayangnya, permintaan itu tak digubris. Manajemen seperti membiarkan api dalam sekam. Sampai akhirnya penghinaan sejenis kembali terjadi, kemarin.
Masalahnya jadi membesar, karena juga ada unsur ketimpangan perlakuan terhadap pekerja lokal. Seperti diungkap pekerja tadi, selama ini terjadi kesenjangan dalam perhargaan terhadap pekerja. Pekerja asing di perusahaan galangan kapal itu digaji lebih besar, padahal kemampuan mereka rendah, tidak sesuai posisi yang diembannya. "Bisanya cuma marah-marah."
© Copyright 2024, All Rights Reserved