Pakar Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan Ryaas Rasyid mengatakan, kalau sebuah negara itu culas pemimpinnya dan tidak bisa dipercaya serta bermain yang tidak benar maka rusak semua sendi kehidupan bernegara.
"Pak Jokowi itu sama sekali tidak punya leadership. Ini ancaman besar terhadap negara. Bayangkan dia tidak tahu malu, nekat, berani menghadapi segala hujatan tanpa merasa bersalah," kata Ryaas Rasyid dikutip dalam Channel Youtube Abraham Samad Speak Up, Minggu (25/4/2024).
Menurut Mantan Menteri Negara Otonomi Daerah periode 1999-2000 dan Mantan Menteri PAN periode 2000-2001 ini, quick count Pilpres 2024 adalah bagian dari proses konspirasi politik.
"Ini merupakan penipuan yang luar biasa sistematik dalam Pemilu 2024," ucap penulis buku berjudul Makna Pemerintahan : Tinjauan dan Segi Etika dan Kepemimpinan.
Ryaas berpandangan apa yang dilakukan Jokowi adalah lahir dari perut pencitraan dan dari kandungan pencitraan secara hakiki.
"Kita ini jadi musyrik kalau menerima Jokowi sebagai kebenaran. Saya kebetulan tidak menganggap dia sebuah kebenaran. Justru itu adalah satu kejahatan," kata Ryaas yang juga mantan Rektor Institut Ilmu Pemerintahan.
Ryaas Rasyid dikenal juga sebagai pencetus otonomi daerah pasca runtuhnya orde baru dan dimulainya masa reformasi.
Ryaas mengaku kaget dengan kecurangan Pemilu 2024 yang begitu masif dan sistematis dan susah diterima akal sehat. "Kayaknya ya tidak masuk akal hal seperti ini bisa sampai terjadi di satu negeri yang pernah punya peradaban," ucap dia.
Menurut Ryaas, apa yang terjadi dan dilakukan penguasa pada saat ini adalah yang terparah selama negeri ini berdiri dan tidak pernah ada tanda-tanda kepemimpinan yang lebih buruk dari saat ini.
Ryaas mengatakan, hakikat bernegara itu adalah rakyat yang memegang kedaulatan. Sesuai klaim dalam demokrasi, rakyat itu secara hakiki berhak memperoleh pemerintahan yang baik.
"Rakyat punya hak itu. Bukan sesuatu yang ujug-ujug. Hak rakyat menuntut hadirnya pemerintah yang baik. Dan pemerintah yang baik itu dimulai dengan pemimpin yang baik," kata Ryaas.
Menurut Ryaas, pemimpin yang baik kalau dielaborasi lebih dalam lagi yakni ada manajemen yang baik, ada program yang baik, dan ada eksekusi kebijakan yang baik.
Ryaas mengatakan, hal itulah yang menjadikan pemerintahan yang baik, jadi mencakup the whole bussines of governing. Yakni proses kepemimpinan, proses manajementen, proses penetapan kebijakan dan eksekusi kebijakan.
"Nah sekarang ini kalau kita lihat semua, kita urai kondisi itu berantakan semua," kata Ryaas. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved