Undangana acara Pelantikan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dan Panglima TNI yang diterima sejumlah pejabat negara, ramai dibicarakan publik. Perbincangan bukan tentang pelantikan yang akan digelar Rabu (08/07) siang ini. Tapi, soal kesalahan penyebutan BIN sebagai Badan Intelijen Nasional dalam undangan itu.
Sejak semalam, undangan yang salah menyebut kepanjangan BIN ini muncul di twitter dan media sosial. Kesalahan itu menjadi sasaran pergunjingan dan kritik. Kecaman ditujukan kepada Sekretariat Negara (Setneg) karena dinilai kurang teliti.
Rabu (08/07) siang, Kementerian Sekretariat Negara mengakui adanya kesalahan dalam penulisan pada undangan pelantikan Kepala BIN dan Panglima TNI itu. Kesalahan itu, terletak pada kepanjangan dari BIN.
Pada undangan yang sudah terlanjur beredar, Kementerian Sekretariat Negara menyebut Badan Intelijen Nasional (BIN). Kini, Sekretariat Negara sudah mengkoreksi menjadi Badan Intelijen Negara.
Klarifikasi atas kesalahan dalam penulisan terkait dengan kepanjangan BIN itu disampaikan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Djarot Sri Sulistyo, melalui rilis kepada pers. Klarifikasi tersebut juga disertai permintaan maaf dari Setneg.
Djarot mengatakan, Setneg telah merevisi kesalahan pada undangan tersebut. Undangan baru dengan tulisan Badan Intelijen Negara telah dikirimkan kembali dan diterima para pejabat yang diundang.
© Copyright 2024, All Rights Reserved