Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Demokrat Sartono Hutomo berharap pemerintahan Jokowi mampu menciptakan kekompakan dan kebijakan tepat dalam mengatasi masalah, bukan malah menyalahkan pihak lain atas sebuah persoalan.
”Saya tidak sependapat jika pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2014 dianggap sebagai penyebab melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat,” kata Sartono, di Jakarta, Jumat (19/12).
Menurut Sartono, SBY selalu terbuka pada pemerintahan Jokowi untuk berdiskusi dan memberikan saran terkait permasalahan yang ada. Sartono berharap tak ada lagi upaya pemerintahan Jokowi untuk melemparkan masalah dengan cara menyalahkan pemerintahan sebelumnya.
Sartono membandingkan pemerintahan sekarang ini dengan pada saat SBY memimpin pemerintahan. Ketika SBY memimpin pemerintahan, SBY tak pernah ada upaya mengalihkan permasalahan dengan cara menyalahkan pemerintahan sebelumnya. Adapun langkah yang dilakukan, SBY selalu berkoordinasi dengan menteri di kabinetnya dan kepala lembaga lainnya untuk mencari solusi terbaik dari masalah yang ada.
"Saya rasa apa yang dilakukan Pak SBY patut dicontoh. Meski dituding sebagai penyebab melemahnya rupiah, tapi Pak SBY tetap tidak pedulikan. SBY tetap bersedia memberikan masukan kepada pemerintahan Jokowi," kata Sartono.
SBY sebelumnya mengaku mengikuti perkembangan situasi di Tanah Air. Termasuk soal gejolak ekonomi akibat jatuhnya nilai rupiah belakangan ini. Dalam pengamatannya, SBY merasa dijadikan "kambing hitam" atas situasi ekonomi saat ini, terutama oleh pembantu Presiden Joko Widodo. Terkait tudingan tersebut, SBY meminta kepada orang-orang yang bekerja dalam 10 tahun pemerintahannya untuk bersabar.
© Copyright 2024, All Rights Reserved