Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Ibukota Australia, Canberra, memamerkan kain tradisional Tapis Lampung yang dikenal kaya akan desain dan corak. Kegiatan yang digelar akhir pekan kemarin, Jumat (04/09) ini adalah bagian dari upaya aktif KBRI Canberra untuk lebih memperkenalkan berbagai produk kain, kerajinan dan seni tradisional serta kuliner dari berbagai daerah di Indonesia di kalangan masyarakat Australia.
Pameran ini dilakukan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kedutaan Besar Republik Indonesia dalam pameran di Wisma Indonesia.
ABC Australia Plus melaporkan, para peminat budaya di Australia antusias menyaksikan berbagai koleksi kain Tapis Lampung yang dipamerkan.
Sejumlah istri para duta besar asing dan para diplomat dari Inggris, Jordania, Libya, Peru dan Meksiko juga hadir dalam pameran ini.
Ketua DWP KBRI Canberra Nino Nadjib Riphat menjelaskan secara rinci kepada para pengunjung pameran berbagai informasi terkait Tapis Lampung. Mulai dari sejarah, cara pembuatan, corak atau motif jenis-jenis Tapis.
Menurut Nino Nadjib Riphat, berdasarkan catatan historis, Tapis Lampung yang merupakan tenun dari benang kapas dengan hiasan sulam benang perak atau emas, diperkirakan telah ada sejak beberapa abad lalu. Bahkan sejumlah ahli mengatakan bahwa orang Lampung telah menenun Tapis Lampung sejak abad ke-2 Sebelum Masehi.
Dalam perkembangannya, desain Tapis Lampung yang biasanya memakan waktu cukup lama untuk membuatnya, semakin kaya dengan beragam motif, mulai dari alam, flora hingga fauna. Yang menarik, motif kapal sangat populer bagi Tapis Lampung sebagai cerminan nuansa kemaritiman di Lampung.
Nino Nadjib Riphat yang juga adalah Vice President organisasi Women International Club (WIC) menjelaskan, kerajinan ini umumnya dibuat oleh perempuan, baik ibu rumah tangga maupun gadis-gadis (muli-muli) untuk kepentingan adat dan agama, seperti pernikahan dan pemberian gelar, yang merupakan momentum yang sakral.
Usai mendengarkan penjelasan dari Nino Nadjib Riphat yang disertai video tentang Tapis Lampung, para pengunjung yang tergabung dalam WIC berkesempatan melihat dari dekat koleksi jenis-jenis Tapis Lampung, seperti Tapis Raja Medal, Tapis Balak, Tapis Cucuk Andak, Tapis Limar Sekebar dan sebagainya.
Lucinda Lang misalnya, wanita Australia yang selama ini banyak mempromosikan hasil budaya tradisional Aborigin di National Gallery Australia menyatakan minat ingin belajar lebih mendalam mengenai Tapis Lampung.
Sementara Maria Quadraccia salah satu anggota WIC yang sebelumnya pernah berkunjung ke Indonesia, juga mengaku terpesona dengan Tapis Lampung meski baru pertama kali menyaksikannya.
Pameran Kain Tapis Lampung ini merupakan bagian dari upaya aktif DWP KBRI Canberra untuk lebih memperkenalkan berbagai produk kain, kerajinan dan seni tradisional serta kuliner dari berbagai daerah di Indonesia di kalangan masyarakat Australia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved