Hingga saat ini, pesawat penumpang N-219 produksi PT Dirgantara Indonesia dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) belum mendapatkan ijin terbang perdananya. Rencana uji terbang bagi pesawat berkapasitas 19 penumpang itu, sedikit molor dari target awal, Juni 2016. Pasalnya, N219 belum mendapatkan sertifikasi layak terbang.
Demikian disamppaikan Kepala Lapan Thomas Djamaluddin kepada politikindonesia.com di sela acara jumpa pers Hari Teknologi Nasional (Harteknas) ke-21 di Kantor Lapan, Jakarta, akhir pekan lalu.
“Jadwal terbang perdananya masih belum bisa dipastikan. Target awa, pesawat tersebut bisa mulai uji terbang pada Juni 2016. Tapi ada kendala di lapangan karena proses sertifikasi layak terbangnya belum selesai dan saat ini masih dalam proses," ujar dia.
Dikatakan Thomas, lambannya proses sertifikasi itu dikarenakan harus dilakukan dengan sangat cermat mengikuti standar internasional. “Mudah-mudahan proses sertifikasinya bisa segera selesai, sehingga bisa mulai dilakukan uji terbang dan masuk produksi pada 2017. Karena Thailand sudah memesan pesawat yang akan mampu mendarat di landasan pacu pendek dan juga di daerah pegunungan, seperti kawasan Indonesia bagian Timur," ujarnya.
Secara terpisah, Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Jumain Appe menambahkan puncak Harteknas yang ke-21 yang akan diselenggarakan pada 10 Agustus 2016 dipusatkan di Solo, Jawa Tengah. Kegiatan ini akan mempertemukan berbagai hasil riset dan inovasi dari berbagai elemen bangsa.
"Berbagai inovasi dan hasil riset akan dipamerkan pada Hakteknas ke -21 ini mengambil tema "Inovasi untuk Kemandirian dan Daya Saing Bangsa". Rencananya acara ini akan dihadiri Presiden Joko Widodo dan sekitar 3000 peserta yang terdiri dari pemerintah daerah, industri, perguruan tinggi dan masyarakat," ungkap di Gedung BPPT, Jakarta, Jumat (15/07).
Dijelaskan, peringatan Hakteknas ke-21 tahun 2016 mengangkat fokus inovasi dan pemanfaatan iptek untuk masuk dalam persaingan global. Dengan begitu, diharapkan ada interaksi sehingga berbagai inovasi yang dihasilkan bisa dikomersialisasikan bukan malah dipetieskan.
"Saya berharap agar tahun 2016 ini semua aspek kehidupan berbasis inovasi. Digital ekonomi yang berbasis iptek dan inovasi menurutnya perlu digelorakan demi kemajuan bangsa ini," ucapnya.
Selain acara Hakteknas ke-21 juga akan digelar Ritech expo yang akan memamerkan berbagai inovasi di bidang pangan dan kesehatan, transportasi dan teknologi informasi dan komunikasi, energi dan material maju, maritim dan pertahanan keamanan.
"Selain itu akan dipamerkan juga padi IPB 3S, padi gogo LIPI, padi lahan kering Universitas Jenderal Soedirman, padi Sidenuk Batan, pesawat N219 Lapan, panser Amphibi, panser Turret dan inovasi dari berbagai bidang teknologi," tuturnya.
Ditambahkan, Hakteknas merupakan hari bersejarah yang diperingati setiap 10 Agustus berdasarkan Keputusan Presiden No 17 Tahun 1995. Pencanangannya ditetapkan bersamaan dengan diterbangkannya pesawat buatan Indonesia N250 Gatotkaca yang paling canggih di jamannya.
"Hasil karya anak bangsa ini menjadi bukti bahwa negara kita telah berhasil mengembangkan jiwa iptek yang inovatif yang kemudian menghasilkan produk inovasi nasional yang membanggakan sampai ranah internasional," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved