Anas Urbaningrum dinilai kerap melontarkan pernyataan yang setengah-setengah, namun menuding dan bahkan terkesan hanya bluffing, karena tidak terbukti terkait kasus yang menjeratnya. Mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu diminta untuk bersikap kesatria dan berani mengungkap terang tuduhannya, bukan dengan pernyataan yang bercabang dan multitafsir.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Alvon Kurnia Palma, kepada pers di Jakarta, Sabtu (08/03) menanggapi pernyataan Anas yang menyebut, ada sosok istimewa di lantai 9 gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sosok istimewa itu kerap membocorkan informasi penting kepada para tersangka korupsi. Anas mengaku sudah tahu akan dijerat dengan pidana pencucian uang dari sosok istimewa itu sejak sebulan lalu.
“Mestinya Anas bersikap kesatria dan berani dengan membuka siapa sebenarnya yang dianggapnya sosok istimewa di KPK ini," ujar dia.
Alvon menilai, Anas kerap melontarkan pernyataan yang setengah-setengah, bahkan terkesan hanya bluffing, karena tidak terbukti.
Contohnya, pernyataan Anas yang menilai Sekjen Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas layak diperiksa KPK terkait kasus Hambalang. Ketika ditantang untuk menyerahkan data yang sahih, Anas malah bungkam.
Alvon menilai, pernyataan-pernyataan Anas tersebut tidak produktif, bahkan berpotensi menyebar isu atau fitnah. Karena itu pihak Anas diharapkan dapat membuktikan pernyataan-pernyataan tersebut. “Ini berpotensi menyebar dan menjadi isu yang tidak produktif di KPK,” ujarnya.
Namun demikian, Alvon menilai, KPK juga perlu mengadakan klarifikasi atau pemeriksaan secara internal untuk memastikan kebenaran pernyataan Anas, di samping menunggu adanya data dari yang bersangkutan.
“Seiring dengan meminta Anas untuk membuka dokumen dan buktinya, agar ini tidak menjadi fitnah. Jadi bisa meminta Anas membuka dokumen atas bukti bahwa ada orang yang istimewa itu," tandas Alvon.
© Copyright 2024, All Rights Reserved