Dilaporkan Utang PT Kereta Api Indonesia (KAI) naik Rp6,1 triliun menjadi Rp56,56 triliun pada kuartal I 2024 ini.
Kenaikan utang atau liabilitas itu terjadi seiring dengan beroperasinya LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh.
Meski demikian, kenaikan jumlah itu utang itu disebut masih sejalan dengan kenaikan total aset perusahaan.
"Tahun 2024 ini kami booking cukup besar dari pendanaan baik untuk kereta cepat dan LRT, sehingga pertumbuhan aset kami di 2024, tiga bulan ini maupun dari liability," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KAI, Salusra Wijaya, dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (9/7/2024).
Salusra merinci utang dan total aset KAI memang terus naik sejak 2020. Tercatat pada 2020 aset KAI mencapai Rp53,15 triliun dengan utang sebesar Rp35,92 triliun.
Angka ini pun kemudian naik pada 2021 dengan aset perusahaan naik mencapai Rp62,71 triliun dan utang tembus Rp39,11 triliun.
Selanjutnya pada 2023, aset dan utang KAI kembali meroket dengan masing-masing aset menjadi Rp81,3 triliun dan utang Rp50,46 triliun.
Salusra mengatakan, mulai beroperasinya angkutan LRT maupun kereta cepat di Agustus dan Oktober 2023. Sehingga pendanaan masuk dan kapitalisasi juga masuk. Aset tumbuh dari Rp71 triliun jadi Rp81 triliun untuk aset di 2023.
"Tentu saja (kenaikan aset) diikuti kenaikan liability (utang) dari Rp42 triliun menjadi Rp50,46 triliun pada 2023," pungkas Salusra. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved