Banjir lahar dingin yang berasal dari Gunung Merapi tidak pilih-pilih dalam menerjang sasaran. Benda apa pun yang ada di lintasannya diterjang. Tak terkecuali kantor Polsek Cangkringan, Kabupaten Sleman menjadi korban terjangannya.
Banjir lahar dingin melalui aliran Sungai Opak dengan luapan material vulkanik Gunung Merapi beberapa kali menerjang kantor Polsek Cangkringan. Akibatnya kantor Polsek terpaksa harus direlokasi setelah mengalami kerusakan parah.
"Pada awalnya Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta Brigjen Pol Ondang Sutarsa Budhi tidak bermaksud memindahkan Markas Komando (Mako) Polsek Cangkringan,. Justru ingin menjadikan mako ini sebagai pos pemantauan banjir lahar dingin," kata Kapolsek Cangkringan AKP Sudalidjo, Selasa (04/01).
Namun, ujar Sudalijo, karena atas pertimbangan keamanan maka diputuskan untuk memindahkan Mako Polsek Cangkringan ke lokasi yang lebih aman. Keputusan ini diambil terutama dengan pertimbangan, terjangan banjir lahar dingin pada Senin malam (03/01) mengakibatkan hampir seluruh ruangan Polsek rusak dihantam batu dan material yang terbawa banjir.
Ada pun kantor Polsek ini jaraknya dengan aliran Sungai Opak hanya sekitar 5 meter. Bangunan ini sedikitnya sudah tiga kali diterjang banjir lahar dingin. Banjir lahar dingin yang menerjang Senin malam (03/01) terhitung yang paling besar dan mengakibatkan kerusakan paling parah.
Kapolsek mengatakan, untuk sementara, mulai Selasa (04/01), Mako Polsek Cangkringan dipindah karena hampir seluruh ruangan hancur akibat luapan banjir lahar dingin Kali Opak.
"Lokasi Mapolsek yang baru akan dibangun di sekitar Kantor Kecamatan Cangkringan. Sehingga diharapkan ke depan nanti, antara kantor Koramil, Polsek dan Kecamatan bisa menyatu dan semakin efektif dalam melayani masyarakat," kataSudalijo.
Sudalijo mengatakan, meskipun mako mengalami rusak parah, kegiatan pelayanan masyarakat tetap berjalan seperti biasa. "Warga yang hendak mengurus surat-surat bisa segera terlayani meskipun dengan kondisi yang serba darurat".
Banjir lahar dingin di Sungai Opak Senin juga menyebabkan wilayah Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta terpisahkan antara sisi timur dan barat sungai karena seluruh jembatan telah roboh.
Banjir lahar dingin yang terjadi Senin (03/01) kemarin malam telah merobohkan dua jembatan di Kecamatan Cangkringan yang tersisa.Yakni jembatan Salam dan jembatan Panggung.
Camat Cangkringan Samsul Bakri di Sleman, Selasa (04/01) menjelaskan, banjir lahar dingin sebelumnya telah merobohkan empat jembatan. “Kondisi sekarang masyarakat di sisi barat Sungai Opak jika hendak ke barat sungai harus melalui jembatan di Banjarsari, Kecamatan Ngemplak dan sebalikny,” ujar Camat.
Masyarakat Cangkringan di timur Sungai Opak terpaksa harus memutar sekitar 3 kilometer lebih melalui jembatan di Banjarsari jika hendak ke barat sungai. Begitu juga sebaliknya. Namun kondisi ini hanya berlaku untuk kendaraan bermotor. Karena jika menyeberang hanya dengan jalan kaki maka bisa dengan menuruni sungai.
Samsul Bakri mengatakan, dua jembatan yang telah ambrol lebih dulu yakni jembatan Petung dan Pagerjurang di Desa Kepuharjo serta Jembatan Kliwang dan Teplok di Desa Wukirsari.
"Dua jembatan ini roboh lebih dulu saat terjadi banjir lahar dingin Kali Opak pertama kalinya sekitar setengah bulan lalu, sedang yang kemarin ini memutuskan jembatan Salam di Wukirsari dan jembatan Panggung di Argomulyo," kata Samsul.
Putusnya Jembatan Sungai Opak di Dusun Salam, Wukirsari juga menyebabkan jalur alternatif Tempel (perbatasan Magelang) menuju Prambanan (perbatasan Klaten) di sisi utara juga terputus.
"Sebenarnya hal ini sudah diantisipasi dengan pemasangan bronjong di jembatan tersebut. Namun langkah ini juga sia-sia karena sekitar 300 bronjong yang dibangun untuk menahan Jembatan Salam juga hanyut dibawa banjir," kata Samsul.
© Copyright 2024, All Rights Reserved