Semakin maju ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), semakin terungkap pula keajaiban kitab suci Alquran. Kitab suci umat Islam itu, bukan buku ilmu pengetahuan, tetapi ayat-ayat mengenai alam semesta (kauniyah), kini terbukti dalam penemuan-penemuan ilmiah di abad modern ini.
Ilmuwan Mesir, Prof Dr Zagloul Mohamed El-Naggar mengungkapkan hal tersebut dalam ceramahnya di Aula Harun Nasution, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Kamis (30/09).
Ceramah itu dihadiri Duta Besar Mesir untuk Indonesia Ahmed El-Kewaisny, Rektor UIN Prof Dr Kamaruddin Hidayat, serta sejumlah dosen dan mahasiswa UIN. Acara itu terkait dengan peluncuran buku tiga jilid Prof Naggar versi terjemahan bahasa Indonesia, Selekta Tafsir Ayat-ayat Kosmos dalam Al Quran.
Acara peluncuran buku Prof Naggar tersebut diprakarsai penerbit Mesir, Darul Shuruk Internasional Cabang Indonesia. Peluncuran dilakukan bekerja sama dengan Fakultas Studi Islam UIN Syarif Hidayatullah.
Sebagai pakar ilmu bumi (geolog), dalam ceramahnya, Prof Naggar mengupas beragam penemuan ilmiah mengenai alam semesta yang mengamini hakikat kebenaran Alquran. Ia mencontohkan, ayat-6 Surat Al Thur, "Al Bahrul Masjur" (Demi laut yang di dalam tanah bawah laut itu ada api).
"Terbukti secara ilmiah oleh para ahli geologi dan ilmu kelautan, dasar semua samudra dipanasi jutaan ton magma yang keluar dari perut bumi," kata peraih doktor geologi Universitas Wales, Inggris 1963 itu.
Magma tersebut keluar melalui jaringan rengkahan raksasa yang secara total merobek lapisan litosfir dan sampai ke lapisan astenosfir. Para ilmuwan yang jujur akan kagum melihat kepeloporan Alquran dan hadis-hadis Nabi. Terutama terkait petunjuk tentang fakta-fakta ilmiah bumi, yang baru dapat dibuktikan, akhir abad ke-20 seiring kemajuan iptek.
Ilmuwan yang telah menghafal semua 30 juz Alquran saat berusia 10 tahun itu, kembali menunjuk fakta ilmiah lain. Yaitu, ayat 15 dan 16 Surat At Takwir: "Fala Uqsimu bil khunnas. Al Jawaril Kunnas" (Aku bersumpah dengan bintang-bintang yang tak tampak. Yang bergerak sangat cepat).
Prof Naggar menjelaskan, para ulama dahulu menafsirkan ayat secara metaforis. Tetap, para ahli astronomi, pada akhir abad ke-20 menemukan fakta ilmiah, yaitu apa yang disebut black hole (lubang hitam).
Black hole adalah planet yang ditandai dengan densitas tinggi dan gravitasi kuat. Ini tempat zat dan semua bentuk energi, termasuk cahaya, tidak mungkin lepas dari perangkapnya.
Disebut lubang hitam karena sangat gelap tak terlihat, dengan kecepatan geraknya diperkirakan mencapai 300.000 km per detik. Black hole dianggap sebagai fase tua kehidupan bintang, yang didahului ledakan dan zatnya kembali menjadi nebula.
"Fakta ini baru terungkap akhir abad ke-20, yakni 14 abad setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW," kata Prof Naggar.
Prof Naggar lahir di Desa Masyal, Provinsi Gharbiah, Mesir. Hidup dalam keluarga yang taat beragama. Ia telah menghafal Alquran semenjak usia 10 tahun.
Lulus dari Fakultas Sains Universitas Kairo pada 1955, ia melanjutkan kuliah di Universitas Wales, Inggris, hingga meraih gelar doktor bidang geologi, 1963.
Naggar telah menulis 45 buku dan 150 artikel ilmiah serta membimbing 45 mahasiswa program master dan doktor di berbagai perguruan tinggi. Ia pernah menjadi profesor tamu di Universitas California, 1977-1978. Ia juga memprakarsai terbentuknya Departemen Geologi pada Universitas Raja Saudi, Arab Saudi, dan Departemen Geologi pada Universitas Kuwait.
Prof Naggar dianugerahi sebagai peneliti terbaik untuk Seminar Paleontologi di Roma, Italia, 1970. Saat ini ia menjadi Ketua Komite Al-I’Jaz Al Ilmi (Dewan Agung Urusan Islam di Mesir) sejak 2001.
© Copyright 2024, All Rights Reserved