Perusahaan energi global asal Inggris, Shell akan menutup 1.000 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di seluruh hingga 2025 mendatang.
Selanjutnya Shell akan beralih ke bisnis stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
Dalam pernyataan yang dikeluarkan perusahaan disebutkan, langkah tersebut dilakukan sebagai upaya perusahaan dalam mendukung transisi energi di masa depan.
"Kami berencana untuk melepas sekitar 500 lokasi (SPBU) milik Shell termasuk perusahaan patungan setiap tahunnya pada 2024 dan 2025," tulis Shell dalam Laporan Energy Transition Strategy 2024, dikutip Minggu (24/3/2024).
Berdasarkan keterangan di situs resmi Shell, perusahaan energi dan petrokimia global itu mempunyai sekitar 47.000 gerai SPBU di dunia, di mana mereka mempekerjakan 103.000 orang di lebih dari 70 negara.
Namun Shell tidak merinci daftar penutupan lokasi SPBU mereka. Perusahaan itu hanya menegaskan bahwa mereka akan beralih ke bisnis SPKLU.
"Kami mengembangkan bisnis pengisian daya kendaraan listrik demi mendukung pelanggan yang memilih beralih dari kendaraan berbahan bakar bensin atau solar ke kendaraan listrik," sebut manajemen Shell.
Keputusan tersebut diambil setelah Shell menyoroti pesatnya perkembangan industri kendaraan listrik terutama di China dan Eropa. Untuk itu, saat melihat peluang yang besar tersebut, pihak manajemen memutuskan untuk menggenjot lebih banyak lagi SPKLU yang mereka miliki.
Saat ini baru ada sekitar 54.000 titik tempat pengisian daya kendaraan listrik milik Shell. Nantinya, mereka menargetkan 200.000 titik SPKLU lainnya di dunia pada 2030 mendatang.
Shell optimis bahwa strategi mereka ampuh untuk menggarap SPKLU, dari pada menyediakan charging station rumahan.
Menurut Shell, tempat pengisian daya di ruang publik saat ini akan menjadi kebutuhan utama para pelanggannya. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved