Menjaga kesehatan gigi dan mulut anak sejak dini sangat penting. Namun, nyatanya, merawat gigi kerpa dianggap sebagai perkara yang gampang-gampang susah. Apalagi, pada anak-anak. Menggosok gigi sering menjadi hal yang tidak disukai, sehingga susah dibiasakan.
“Sebenarnya, anak baru dapat diajarkan menyikat gigi yang benar pada usia 6 tahun. Namun, para orangtua sudah dianjurkan menyikat gigi anaknya sejak giginya pertama kali tumbuh atau ketika anak sudah mampu untuk meludah," kata Annisa Rizki Amalia dari Perhimpunan Dokter Gigi Anak kepada politikindonesia,com di Jakarta, Kamis (25/10).
Dijelaskan, peran orangtua sangat penting dalam mengajarkan dan mengawasi anak ketika belajar menyikat gigi. Hal itu dilakukan untuk mencegah anak dari keracunan pasta gigi yang terlalu banyak ditelan. Orangtua harus mengajarkannya dengan menggunakan trik yang menyenangkan, misalnya bisa dengan cara mendongeng.
“Dalam memilih pasta gigi yang baik untuk anak, sebaiknya yang mengandung flouride dan digunakan secukupnya (seukuran biji beras). Karena berdasarkan hasil penelitian, flouride dapat mencegah plak pada gigi (gigi terlihat kuning/hitam). Tapi penggunaan flouride yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan warna pada lapisan gigi," tegas dokter yang biasa disapa Icha ini.
Kepada Elva Setyaningrum, perempuan kelahiran Jakarta, 15 Januari 1989 ini menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut. Lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia ini memaparkan cara menjaga kesehatan gigi anak. Icha mengungkapkan penyebab kerusakan gigi atai karies pada anak. Dokter gigi umum ini mengungkapkan frekuensi menyikat gigi. Dia juga membatah adanya anggapan kerusakan gigi pada anak adalah faktor keturunan. Berikut wawancaranya.
Seberapa penting menjaga kebersihan gigi dan mulut pada anak?
Perawatan mulut bertujuan mencegah mulut dari penyakit dan kerusakan gigi. Perawatan mulut yang baik harus meliputi mulut, gigi dan gusi. Mulut yang sehat meliputi kebersihan, kenyamanan dan kelembabannya.
Ada hubungan yang kuat antara praktek kebersihan diri yang baik dengan kesehatan seseorang terlihat dari perawatan mulut dan gigi.
Adapun masalah yang sering terjadi akibat perawatan mulut yang tidak baik, diantaranya adalah timbulnya plak kekuningan pada gigi, bau mulut atau nafas yang tidak sedap, sariawan, peradangan pada gusi bahkan dapat menyebabkan keluarnya nanah dari gusi.
Bagaimana cara menjaga kesehatan gigi pada anak?
Gigi pertama bayi biasanya muncul antara bulan kelima dan delapan. Gigi anak akan terus tumbuh hingga mereka berusia 3 tahun dan berjumlah 20 gigi susu.
Gigi tersebut terdiri dari 10 di rahang atas dan 10 di rahang bawah yang masing-masing 4 gigi seri, 2 gigi taring dan 4 geraham. Jumlah itu jauh lebih kecil dibandingkan dengan gigi orang dewasa yang sudah permanen sebanyak 32 gigi.
Apalagi, email gigi anak sangat rentan untuk mengalami kerusakan karena tidak sekuat gigi dewasa. Masalah gigi berlubang dan penyakit pada gigi susu dapat berlanjut ketika gigi dewasa tumbuh. Meskipun nantinya akan tanggal, gigi susu penting untuk dijaga. Salah satunya, hindari kebiasaan memberikan minum susu atau jus pada anak menjelang tidur. Hal itu dapat menyebabkan terjadinya karies dan gigi berlubang. Sebab gigi akan terendam cairan sepanjang malam, sehingga memungkinkan bakteri penyebab gigi berlubang berkembang biak lebih banyak. Solusi terbaiknya adalah tidak memberikan susu dalam botol, pada saat tidur atau bila perlu ganti dengan air putih di malam hari
Mengapa masalah karies pada gigi susu anak sering terjadi?
Sebenarnya masalah karies pada gigi susu anak bisa dihindari. Meminum susu furmula saat tidur dengan kurangnya perhatian dalam menyikat gigi saja, bisa menimbulkan karies. Namun, banyak orangtua yang tidak memperhatikan hal itu. Sehingga banyak orangtua yang tidak sadar bahwa merawat gigi susu sejak dini dengan baik dan benar, berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan juga kesehatan gigi tetap anak di masa depannya. Karena karies adalah infeksi yang terus-menerus berlangsung di gigi. Lubang gigi yang terdapat pada anak usia dini sangatlah fatal.
Dampak yang akan terjadi pada anak, apabila gigi susu menghilang akibat karies?
Gigi susu yang hilang membuat rahang anak mengecil sehingga gigi permanen yang akan tumbuh, menjadi tumbuh berantakan.. Selain itu, dapat menyebabkan rasa sakit pada anak. Ciri yang mudah terlihat, anak menjadi susah makan. Sementara itu, dari segi kesehatan secara umum, karies dapat berdampak pada infeksi di hidung seperti sinus. Hal itu terjadi karena pembuluh darah yang terdapat di sekitar gusi tidak memiliki katup. Sehingga kalau gusi kotor, maka kotoran tersebut tidak dapat dikendalikan dan akan mengalir masuk melalui pembuluh darah ke kepala. Kemudian, bagi anak berkebutuhan khusus, karies dapat menjadi hambatan dalam perawatan mereka.
Lantas, hal apa yang menyebabkan karies pada anak?
Penelitian menyebutkan bahwa karies disebabkan oleh tiga hal yaitu kebiasaan buruk menyikat gigi oleh anak, konsumsi gula yang berlebihan, dan minum susu sebelum dan saat tidur. Penelitian di Indonesia menunjukkan pada anak usia 1 tahun, ada sekitar 25 persen anak memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan manis dan semua anak memiliki kebiasaan minum susu saat tidur. Hal itu meningkat seiring bertambahnya usia anak. Namun, karies dapat dicegah dengan memberikan nutrisi terbaik dan membatasi konsumsi gula pada anak. Karena anak yang nutrisinya tercukupi bisa terlihat dari struktur gigi dan tulang. Semakin tercukupi nutrisinya, semakin baik juga pertumbuhan gigi dan tulangnya. Karena gigi merupakan gerbang utama makan dan minum yang perlu dijaga dengan baik dengan pola sikat gigi yang baik. Selain itu, memeriksakan gigi dan gusi secara teratur ke dokter gigi dan mengkonsumsi makan dan minum yang baik. Oleh karena itu, saya tidak merekomendasikan Susu Kental Manis (SKM) untuk diminum, melainkan dikonsumsi untuk topping.
Apa alasannya?
Karena saat ini kandungan nutrisi yang terdapat pada susu tersebut sudah menurun. Seperti kandungan kalsium dan vitamin D yang dibutuhkan untuk pertumbuhan gigi susu dan tetap anak pada SKM masih jauh di bawah susu sapi murni. SKM mengandung kalsium 10,85 persen dan vitamin D sebesar 0,06 persen. Sedangkan susu sapi murni mengandung kalsium 24,64 persen dan vitamin D sebanyak 31,1 persen. Padahal vitamin D bertugas untuk memperkuat pertumbuhan gigi.
Kandungan gula pada SKM juga tinggi. Berbeda dengan ASI yang baik bagi anak sebab banyak mengandung laktosa. Kandungan laktosa pada SKM hanya 10 persen dan sisanya mengandung sukrosa yang amat tinggi sama halnya dengan kandungan yang terdapat pada minuman manis yang kerap dijajakan di pinggir jalan. Selain itu, tekstur gula yang dikandung dalam SKM menjadi kental dan lengket. Jenis makanan yang mudah menempel pada gigi akan lebih mungkin untuk meningkatkan produksi asam dan memberikan lingkungan bagi pertumbuhan bakteri dan dekalsifikasi enamel.
Sebaiknya, berapa lama dan sering frekuensi menyikat gigi?
Cara perawatan mulut yang pertama yaitu dengan menggosok gigi. Mengosok gigi dengan cara yang benar dapat membersihkan sisa-sisa makanan dan mencegah timbulnya plag pada gigi. Karena jutaan bakteri hidup pada gigi, gusi, lidah dan sisa makanan yang ada dalam mulut kita..
Oleh sebab itu, anak-anak dianjurkan menyikat gigi minimal 2 kali dalam sehari, yaitu setelah makan pagi dan sebelum tidur. Juga, bisa ditambah setiap selesai makan. Karena makanan yang kita konsumsi akan diuraikan oleh bakteri menjadi asam yang dapat merusak gigi. Sebab, setengan jam pertama setelah makan kondisi gigi dalam keadaan lemah dan sangat rentan. Sehingga menyikat gigi sebaiknya dilakukan setengah jam pertama setelah selesai makan dan yang terpenting adalah dilakukan selama 2-3 menit.
Selama ini mayoritas anak-anak menggosok gigi kurang dari 30 atau 45 detik. Jangan menggosok gigi dan gusi terlalu keras karena dapat membahayakan gusi. Gosoklah gigi dengan cara yang lembut atau dengan tekanan yang sangat sedikit dan searah dengan gigi. Jangan lupa untuk menyikat gigi bagian belakang dan lidah karena lidah banyak mengandung bakteri.
Kapan sebaiknya pemeriksaan gigi dilakukan pertama kali?
Kontrol ke dokter gigi bisa dilakukan apabila gigi pertama bayi sudah tumbuh atau usia anak sudah mencapai 1 tahun. Sebaiknya segera memeriksakan ke dokter gigi, supaya dapat dideteksi adanya masalah yang mungkin muncul terkait dengan kesehatan gigi dan gusi anak. Orangtua juga harus rutin memeriksakan gigi anaknya secara rutin tiap 6 bulan atau sesuai anjuran dokter gigi, hal ini juga berlaku untuk orang dewasa. Perawatan mulut secara rutin tiap hari dengan baik dan benar dapat memelihara integritas membran mukosa, gigi, gusi dan bibir. Selain itu juga dapat menghindarkan dari berbagai masalah yang sering timbul akibat perawatan mulut yang tidak baik.
Tanggapan Anda, adanya mitos kerusakan gigi anak karena faktor keturunan?
Sebenarnya kerusakan gigi pada anak bukan faktor keturunanan. Karena bakteri gigi ada di semua mulut yang memiliki gigi berlubang. Bakteri tersebut bisa ditularkan ke anak dari ibu yang sedang hamil. Jadi, kondisi gigi dan gusi pada ibu hamil akan mempengaruhi pembentukan gigi dan gusi janin. Apabila gigi dan gusi ibu hamil tidak sehat, maka bakterinya akan tertular pada janin dan mempengaruhi kondisi gigi serta gusi janin. Bakteri yang terdapat pada gigi berlubang ibu hamil bisa tertular ke janin melalui pembuluh darah ibu dan ikut merusak pembentukan gigi dan gusi janin. Apalagi, kondisi gigi dan gusi ibu hamil akan lebih sensitif ketimbang saat tidak hamil. Hal itu terjadi karena seluruh hormon pada masa kehamilan akan berubah.
© Copyright 2024, All Rights Reserved