Model cantik Arzetti Bilbina kini menekuni peran baru. Pada Selasa (27/01) kemarin, ia resmi dilantik menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Perempuan berdarah Minang ini menggantikan kolega separtainya, Imam Nahrawi yang kini menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).
Perempuan kelahiran Lampung, 4 September 1976 ini menambah deretan artis yang kini menjadi wakil rakyat. “Mohon doanya, agar saya bisa melaksanakan kewajiban dan fokus menjadi anggota DPR,” katanya kepada politikindonesia.com, usai pelantikan itu. Arzetti dilantik bersama 4 anggota DPR lainnya dalam Sidang Paripurna DPR.
Bagi Dewan Pembina DPP Perempuan Bangsa ini, menjadi publik figur adalah modal tambahan yang akan memudahkannya melaksanakan tugas-tugas dalam menyerap aspirasi rakyat.
“Soal penempatan Komisi, saya siap ditempatkan dimana saja. Tapi, akan lebih baik kalau sesuai dengan kompetensi saya,” ujar perempuan yang kini berhijab itu.
Ibu dari 3 anak ini menegaskan dirinya siap untuk terjun ke dunia politik. Meski demikian, sebagai seorang istri dan ibu, Duta Air Susu Ibu (ASI) tahun 2005 ini tetap tidak akan mengabaikan keluarga.
“Saya masuk ke politik itu bukan untuk meninggalkan keluarga. Keluarga harus menjadi obat dan saya harus bisa lebih amanah lagi. Alhamdulillah, suami, anak-anak dan orangtua saya memberikan dukungan untuk saya,” ujar dia.
Berikut petikan wawancaranya dengan Elva Setyaningrum, di Gedung DPR, Jakarta, usai resmi dilantik sebagai anggota DPR, Selasa (27/01).
Bagaimana ceritanya anda menjadi pengganti Imam Nahrowi sebagai Anggota DPR?
Ini pergantian antar waktu (PAW). Pak Imam harus melepas jabatannya sebagai anggota DPR dari Fraksi PKB karena mengemban tugas baru sebagai pembantu Presiden.
Pada Pemilu 2014 lalu, Saya dan Pak Imam sama-sama berada di Dapil (Daerah Pemilihan) 1 Jawa Timur (Sidoarjo-Surabaya). Saat itu saya tersingkir karena hanya mendapat 50.386 suara. Kalah bersaing dengan 2 caleg PKB lainnya Saikhul Islam yang mendapat 91.211 suara dan pak Imam dengan 80.283 suara.
Dengan dilantiknya Pak Imam sebagai Menpora, otomatis saya yang berada di peringkat ketiga, masuk ke Senayan dengan menempati posisi yang ditinggalkannya.
PAW ini sesuai dengan pasal 241 ayat 1 UU No 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3), bahwa yang berhak menggantikan anggota DPR yang berhenti antar waktu adalah peraih suara terbanyak berikutnya di dapil yang sama. Posisi itu jatuh kepada saya.
Apa persiapan anda untuk menjalankan tugas sebagai anggota DPR?
Sejak awal terjun ke politik saya sudah siap. Saya siap menjalankan tugas dan fungsi (Tupoksi) sebagai wakil rakyat. Kini konsentrasi saya ingin memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara sesuai dengan kemampuan dan kapasitas saya. Saya juga ingin menyampaikan terima kasih pada rakyat yang telah memilih saya sebagai wakil mereka.
Ada stigma negatif tentang artis yang menjadi wakil rakyat, apa tanggapan Anda?
Jujur saja, saya tak mau ambil pusing dengan beragam stigma dan anggapan buruk itu. Tidak apa-apa juga kalau ada yang menuding seperti itu. Mereka yang menuding, mungkin belum tahu tugas yang diemban anggota DPR. Bagi saya, yang menuding itu adakah orang-orang sirik.
Kemampuan seseorang untuk mengemban tugas sebagai wakil rakyat bukan karena ia artis atau bukan. Tidak menjadi halangan untuk menjadi anggota dewan. Saya pikir, hal itu tidak perlu dibedakan.
Sebab, setiap orang punya hak yang sama untuk memilih dan dipilih. Yang penting, kapasitas dan kredibilitas yang bersangkutan bisa dipertanggungjawabkan.
Dengan peran anda, bagaimana dengan prioritas untuk keluarga?
Terus terang, ini karir dan dunia baru buat saya. Tapi, saya sudah memikirkannya sejak lama dan mempersiapkannya secara matang.
Kepada keluarga, saya pun meminta dukungan penuh, baik dari suami, anak maupun anggota keluarga lainnya.
Saya tidak mau, karena terjun ke politik dan menjadi wakil rakyat, keluarga akan menjadi berantakan atau apa pun itu. Banyak juga contoh yang demikian. Jadi, semua itu akan saya jadikan sebagai intropeksi diri.
Saya masuk ke politik, itu bukan untuk meninggalkan keluarga. Keluarga menjadi obat bagi saya dan saya harus bisa lebih amanah lagi. Alhamdulillah, suami, anak-anak dan orangtua saya memberikan dukungan penuh atas pilihan saya ini.
Nanti anda akan bertugas di Komisi berapa?
Soal penempatan tugas di komisi sepenuhnya tergantung fraksi. Sebagai kader saya siap ditempatkan dalam komisi manapun. Fraksi PKB di DPR yang lebih berwewenang untuk menempatkan wakilnya diantara 11 Komisi dan Alat Kelangkapan Dewan (AKD) yang ada di DPR. Pokoknya saya siap bekerja. Tapi saya yakin fraksi tentu juga akan mempertimbangkan sesuai dengan kompetensi saya.
Apa misi politik yang anda usung bagi rakyat Indonesia?
Saya ingin sekali fokus untuk memperjuangkan kepentingan perempuan Indonesia. Caranya, dengan menolak setiap bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan.
Perjuangan yang saya maksud, dengan memperjuangkan alokasi anggaran yang memadai pada setiap APBN dan APBD untuk kesejahteraan perempuan dan anak.
Selain itu, saya juga akan mendorong pemberantasan buta aksara atau buta huruf bagi kaum perempuan. Karena pengentasan buta huruf bagi perempuan akan mendorong terwujudnya partisipasi aktif perempuan di lingkungan kerja.
Seperti apa visi misi Anda dalam berpolitik?
Sama seperti saat saya masuk dunia modeling yang awalnya masih perlu belajar, saya lihat visi-misi PKB sama seperti saya. Kembali lagi ke negara kita yang dasarnya agama. Saya lihat agama ini sekarang sedikit dilupakan. Memang saya mengkiblatkan bahwa keluarga saya harus ada yang namanya agama. Jadi saya masuk PKB ini berharap berkah-Nya, apalagi saya punya keluarga dan anak.
© Copyright 2024, All Rights Reserved