Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok bersepakat soal sanksi-sanksi baru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Korea Utara (korut) atas uji coba nuklir yang dilakukan negara itu pada September 2016.
Seorang diplomat senior pada Dewan Keamanan PBB, Rabu (23/11), mengungkapkan, Rusia belum menyatakan sikap terhadap rancangan resolusi menyangkut sanksi baru tersebut, seperti dilaporkan Reuters.
Diplomat yang tidak ingin diungkapkan jati dirinya itu meyakini bahwa Tiongkok bisa membujuk Rusia untuk menyetujui sanksi-sanksi baru dan bahwa DK PBB beranggotakan 15 negara itu sudah bisa melakukan pemungutan suara paling cepat minggu depan.
Sejak Korut melakukan uji coba nuklir kelima kalinya, dan terbesar, pada 9 September 2016, AS dan Tiongkok telah merundingkan rancangan resolusi baru Dewan Keamanan untuk menghukum Korut.
Rancangan sudah disebarkan ke tiga anggota permanen DK PBB lainnya yang memiliki hak veto, yaitu Inggris, Perancis, dan Rusia. "(Lima anggota permanen) sudah semakin dekat untuk menyetujui rancangan resolusi," kata diplomat itu.
"Kuncinya adalah bahwa Tiongkok dan AS, yang memimpin (langkah) ini, harus sepakat. Jadi, masalahnya sekarang ada pada Rusia.Rusia berusaha mengulurnya tapi China merasa nyaman dengan isi (rancangan resolusi)," kata diplomat tadi.
Dua diplomat lainnya pada DK PBB membenarkan bahwa Tiongkok telah setuju soal sanksi baru tapi Rusia masih keberatan.
Diplomat senior mengatakan rancangan resolusi tersebut menutup celah sanksi-sanksi yang diterapkan terhadap Korut oleh DK PBB pada Maret setelah Pyongyang untuk keempat kalinya menguji coba nuklir pada Januari.
Sanksi itu diterapkan pada ekspor batu bara Korut sementara sejumlah nama baru dikenai sanksi bepergian serta pembekuan aset, kata diplomat itu.
Pada Maret, DK PBB mengeluarkan larangan bagi 193 negara anggota PBB mengimpor batu bara, besi dan bijih besi dari Korut kecuali impor dilakukan untuk "tujuan kehidupan" dan tidak akan menghasilkan pendapatan bagi program nuklir dan peluru kendali Pyongyang.
Batu bara merupakan komoditi penting bagi perekonomian Korut karena merupakan satu-satunya sumber daya untuk meningkatkan pendapatan serta ekspor terbesar negara itu. Batu baru juga ditukar untuk barang-barang penting, seperti minyak, makanan dan mesin.
© Copyright 2024, All Rights Reserved