Sedikitnya 31 orang dilaporkan tewas dan 23 lainnya masih hilang akibat tanah longsor dan banjir yang dipicu oleh terjangan badai tropis Kai-Tak atau Urduja di Filipina bagian timur.
Seperti dilansir AFP, Senin (18/12), badai Kai-Tak menerjang Pulau Samar dan Leyte sejak Sabtu (16/12) waktu setempat. Para korban tewas kebanyakan berasal dari pulau kecil Biliran, Visaya, Filipina bagian timur.
Badai tersebut memutuskan aliran listrik untuk 39 kota, merusak jalanan dan jembatan setempat. Sekitar 87.700 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
Dengan kantor berita Philippines News Agency (PNA) melaporkan pada Minggu (17/12) waktu setempat, korban tewas akibat longsor mencapai 27 orang. Sedangkan Gubernur Biliran, Gerardo Espina, menyebut korban tewas mencapai 26 orang.
Pejabat dari Badan Pengurangan Risiko dan Penanggulangan Bencana setempat, Sofronio Dacillo, menyebut para korban tewas itu berasal dari empat kota di Provinsi Biliran.
"Bebatuan sebesar mobil jatuh menimpa rumah-rumah dari semen setelah hujan deras terus mengguyur selama tiga hari berturut-turut. Ada enam keluarga yang tinggal di sana namun tidak mau dievakuasi," ucap Lilibeth Morillo dari Kepolisian Biliran.
Sementara sekitar 15.500 calon penumpang kapal masih terjebak di pulau-pulau yang dilanda badai karena layanan kapal feri terhenti. Badai Kai-Tak dilaporkan mulai melemah pada Minggu (17/12) sore waktu setempat.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte dijadwalkan akan terbang ke area terdampak badai dalam waktu dekat.
“Ada banyak kehancuran di sana. Ada tempat-tempat yang jembatannya hancur dan saya ingin melihat sendiri apa yang bisa dilakukan pemerintah di sana," ucap Duterte dalam pernyataannya soal badai Kai-Tak.
© Copyright 2024, All Rights Reserved