Banjir bandang dan tanah longsor melanda puluhan desa di enam Kecamatan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Hingga Kamis siang pukul 11.30 WIB dilaporkan bencana ini telah menelan 23 orang korban jiwa. ”Sampai siang ini kami baru bisa mencatat korban tewas 23 orang. Terbanyak warga yang tewas di Kecamatan Bendungan,” ungkap Suhartoyo Bupati Trenggalek.
Kecamatan Bendungan terletak sekitar 15 km arah tenggara Kota Trenggalek. Daerah ini merupakan perbukitan dan warga Trenggalek kota biasanya menyebutnya dengan daerah atas.
Menurut Suhartoyo, warga Bendungan yang tewas umumnya tertimbun tanah lonsor. Hingga kini pemkab Trenggalek telah berhasil mengevakuasi 13 warga Kecamatan Bendungan yang tewas tersebut. Delapan jiwa diantaranya penduduk Dusun Dongtiong, tiga warga Dusun Sengon serta dua jiwa lainnya pendudukan Dusun Sumuruh. Mereka disemayamkan di pendopo Kabupaten.
Sementara itu, staf Humas Pemkab Trenggalek Joko Setiono mengemukakan bahwa genangan di kota yang berjarak sekitar 198 km arah Barat daya Kota Surabaya itu sudah mulai surut, sedangkan beberapa kawasan dilanda banjir total enam Kecamatan-- masih ada genangan sampai setinggi lutut orang dewasa.
Akibat bencana ini, jalur transportasi Ponorogo-Trenggalek dan Trenggalek-Tulungaggung putus total. Hal ini disebabkan oleh genangan air runtuhnya sejumlah jembatan.
Untuk mengevakusi korban tim penyelamat yang terdiri dari personel Brimob Polri dan TNI-AD turun ke lokasi bencana dengan memanfaatkan perahu karet. Sementara pemkab Trenggalek terus berupaya mendirikan dapur-dapur umum guna membantu meringankan beban masyarakat yang terkena banjir.
Meskipun demikian ribuan warga yang berada di enam wilayah Kecamatan masih belum berhasil dievakuasi akibat terbatasnya sarana dan prasarana yang ada serta genangan air yang belum menyurut.
© Copyright 2024, All Rights Reserved