Indonesia menjadi salah satu dari 9 negara Asia, tujuan arus modal. Lainnya, di antaranya, China, Korea Selatan dan Malaysia. Karakteristiknya, sebagian besar modal ini masuk ke surat utang dan investasi langsung.
"Peningkatan arus modal internasional ini telah memperkuat pemulihan krisis di kebanyakan negara berkembang," ujar Direktur Prospek Pembangunan Bank Dunia (BD), Hans Timmer lewat telekonferensi dari Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (13/01)
Hans mengingatkan mengenai risiko arus berlebihan untuk negara-negara berpenghasilan menengah besar. Hal ini dapat mengancam pemulihan jangka menengah. Terutama jika nilai mata uang meningkat secara tiba-tiba atau muncul gelembung aset.
"Negara-negara menghadapi tantangan infrastruktur karena ekonomi bergerak menuju kapasitas penuh, juga ada tekanan inflasi dan harga komoditas," katanya.
Ekuitas internasional dan arus obligasi ke negara-negara berkembang meningkat 42 persen dan 30 persen di 2010. Namun, kata Hans, tren ini perlu dicermati. Soalnya, perekonomian negara-negara tersebut cenderung tak bisa menampung arus modal masuk lagi, karena keterbatasan kapasitas.
© Copyright 2024, All Rights Reserved