Perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia diturunkan oleh Bank Dunia. Dari semula 6,3% menjadi 6,2%. Penuruan ini disebabkan adanya kemungkinan overheating dalam perekonomian daerah yang akan memicu gelembung aset dan inflasi. Penurunan ini dilakukan lantaran adanya ekspektasi moderasi dalam pertumbuhan investasi.
Selain itu, Bank Dunia juga menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Cina. Bank Dunia menurunkan estimasinya sebesar 0,1% menjadi 8,3%, menyusul adanya upaya berkelanjutan Beijing dalam merestrukturisasi ekonominya.
Namun secara keseluruhan, Bank Dunia mengharapkan ekonomi Asia bagian timur tumbuh 7,8%. Rasio ini lebih rendah dari estimasi di akhir tahun, yaitu 7,9%, namun lebih tinggi dari realisasi tahun lalu, yaitu 7,5%.
"Dengan perbaikan kondisi eksternal dan permintaan domestik yang kuat, kami memperkirakan pertumbuhan regional Asia sebesar 7,8% dan turun 7,6% pada 2014 dan 2015," ujar pernyataan Bank Dunia, dikutip dari laman Reuters, Senin (15/04).
Bank Dunia memprediksi perekonomian sebagian besar Asia seperti Cina, Indonesia, Malaysia bakal mencapai batas kapasitas produksi. Tekanan harga yang meningkat di Cina dan tingginya inflasi di Indonesia merupakan salah satu penyebabnya.
Terhadap Cina, Malaysia dan Thailand, Bank Dunia memperingatkan soal tingkat utang mereka. Per 2012 tingkat utang pemerintah Cina adalah 22,2% atau naik 19,6% dalam 5tahun terakhir. Utang perusahaan nonkeuangan telah naik 126,4% dari 113,6% pada 2007. Utang rumah tangga Cina mencapai 29,2% dari produk domestik bruto (PDB) negara tersebut atau naik 10% bila dibandingkan dengan 2007. Rasio utang terhadap PDB di Cina, Thailand, dan Malaysia mencapai 150%. Hal ini didorong oleh ekspansi utang korporasi dan rumah tangga.
© Copyright 2024, All Rights Reserved