Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, mengatakan, langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) membawa sejumlah influencer ke Ibu Kota Nusantara (IKN) menandakan rapuhnya wibawa dan pengaruhnya di mata masyarakat.
Buktinya, kata Ubedilah, Jokowi sampai perlu bekingan pegiat media sosial untuk mencitrakan IKN yang selama ini buruk di mata masyarakat agar tampak sesuai harapan.
"Dia sepertinya merasa tidak cukup dengan keberadaan media mainstream atau mungkin khawatir dengan pemberitaan media mainstream yang kini makin objektif tentang IKN. Dia sangat bergantung dengan media sosial (medsos)," kata Ubedilah.
Menurut Ubedilah, Jokowi di akhir kekuasaannya masih saja bergantung dengan medsos dan haus pencitraan," kata Ubedilah.
Ubedilah menilai aksi Jokowi membawa influencer bertujuan untuk membangun citra positif di penghujung jabatannya sebagai presiden.
"Ini juga menunjukkan kegagalan bangun wibawa Presiden selama hampir 10 tahun. Mestinya di pengujung kekuasaan itu sudah santai karena sudah bekerja hampir 10 tahun dan tinggal panen citra dan meninggalkan legacy positif. Tetapi nyatanya dia masih gelisah dan haus konstruksi citra melalui influencer," pungkas Ubedilah. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved