Turki kemungkinan akan mengerahkan pasukan militernya ke wilayah Israel untuk menyetop agresi pasukan Zionis yang kian brutal di Jalur Gaza, Palestina.
Hal itu ditegaskan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyinggung sinyal operasi militer itu saat pidato dalam pertemuan Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) di Rize, Minggu (28/7/2024).
"Kami harus sangat kuat agar Israel tak bisa melakukan hal-hal gila ini ke Palestina," kata Recep Tayyip Erdogan, dikutip Reuters, Senin (29/7/2024).
Menurut Erdogan, Turki bisa melakukan operasi militer sama seperti ketika militer Turki memasuki Karabakh dan Libya. "Kami mungkin melakukan hal serupa kepada mereka (Israel)," kata Erdogan.
Pada Tahun 2020, Turki pernah mengerahkan personel militer ke Libya untuk mendukung pemerintah yang diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kesepakatan Nasional Libya (National Accord of Libya).
Ada pun, Perdana Menteri (PM) Libya Abdul Hamid Dbeibah, merupakan sosok yang didukung Turki. Dia juga memimpin National Accord of Libya.
Selain itu, militer Turki juga terlibat dalam operasi militer Azerbaijan di Nagorno Karabakh. Mereka mengakui menggunakan "segala cara" termasuk pelatihan dan modernisasi untuk mendukung sekutu dekatnya.
Erdogan mengatakan, tidak ada alasan Turki tak bisa melakukan apa yang dia sebut. "Kami harus kuat sehingga kami bisa mengambil langkah-langkah semacam ini [terhadap Israel]," kata Erdogan.
Hubungan Turki dan Israel memanas usai pasukan Zionis melancarkan agresi ke Gaza pada Oktober 2023.
Turki merupakan salah satu negara yang mendukung kemerdekaan Palestina dan mengecam agresi serta pendudukan Israel di negara tersebut.
Bahkan, Erdogan sempat mengumumkan hari berkabung nasional saat awal-awal agresi Israel. Di bawah pemerintahan Erdogan Turki memutus hubungan dagang dengan negara pimpinan Benjamin Netanyahu dan menuntut gencatan senjata permanen di Gaza. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved