Bank Indonesia memperkirakan penyaluran kredit perbankan akan meningkat pada triwulan II 2016 pada kisaran 12-14 persen. Pertumbuhan ini di yakini mampu mendorong pertumbuhan fungsi intermediasi perbankan sesuai target.
“Di kuartal II bisa meningkat, maka pertumbuhan lending (pinjaman) sebesar 12-14 persen ini akan realistis," terang Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityawasara kepada pers di Jakarta, Jumat (01/04).
Diakui Mirza, capaian pertumbuhan kredit perbankan yang secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 8 persen per Februari 2016, memang belum sesuai eskpetasi.
Hal itu, karena manfaat ekonomi dari kebijakan pelonggaran moneter oleh BI sejak Desember 2015, belum tertransmisikan dengan baik ke industri perbankan dan sektor riil.
Kebijakan penurunan suku bunga acuan (BI rate) secara bertahap dari 7,5 persen hingga 6,75 persen, beserta penurunan Giro Wajib Minimum-Primer, tidak secara serta merta langsung mendorong perbankan untuk memacu penyaluran kreditnya.
“Kredit masih rendah, karena memang ada jarak dari dampak pelonggaran kebijakan moneter dengan stabilnya kurs ini dan aktivitas ekonomi," tutur Mirza.
Mirza menyebut, peningkatan penyaluran kredit masih membutuhkan waktu, meskipun sebenarnya BI sudah memangkas bunga acuannya sebanyak 3 kali berturut-turut.
Ia menekankan, untuk meningkatkan penyaluran kredit perbankan, upaya reformasi struktural ekonomi harus terus dijalankan seperti deregulasi perizinan, dan konsistensi pemerintah untuk mempercepat realisasi anggaran. "Dengan begitu, kegiatan korporasi dan rumah tangga juga akan pacu aktivitas ekonomi," ujarnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved