Kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar pada 28 Maret lalu dinilai Bank Indonesia (BI) akan menambah tekanan terhadap inflasi. BI memprediksi, harga BBM akan menyumbang angka inflasi sebesar 0,04 persen pada April mendatang.
“Kalau BBM naik sebesar Rp500, atau kurang lebih naiknya 7 hingga 8 persen dari harga sebelumnya. Mengingat komponen BBM untuk inflasi sebesar 4 persen, apabila dikalikan maka hasilnya bisa sekitar 0,04 persen, tapi itu untuk April," terang Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo kepada pers di Gedung BI, Jakarta, Senin (30/03).
Perry mengatakan, kenaikan harga BBM pada akhir Maret, tidak akan banyak berpengaruh pada inflasi di bulan tersebut. Inflasi baru akan terasa pada bulan berikutnya.
Meskipun berperan meningkatkan inflasi, mekanisme penetapan harga mengikuti perubahan harga minyak dunia setiap 2 pekan sekali, dinilai Perry, bisa menekan lonjakan inflasi yang terlalu tinggi dibandingkan sebelumnya.
Ia menambahkan, mekanisme kenaikan dan penurunan harga BBM yang baru ini tidak menciptakan ekspetasi inflasi karena keputusan penetapannya tidak diketahui oleh publik.
“Kemarin harga tinggi kan akibat masyarakat tahu kalau BBM akan naik, makanya pelaku usaha mengantisipasi kenaikan BBM dengan menaikkan harga duluan. Tapi sekarang, naik turunnya kecil-kecil, secara tiba-tiba juga jadi ekspektasi inflasinya juga lebih kecil," tambah dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved