Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur Brigadir Jenderal Polisi Sukirman membenarkan adanya temuan oknum santri yang terjebak rayuan pengedar narkoba sehingga memakai narkotik jenis ekstasi saat berzikir.
Sebelumnya soal info adanya zikir dengan menggunakan ekstasi ini diungkapkan oleh Kepala BNN, Budi Waseso.
"Isu itu pernah kami temukan," kata Sukirman, di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (11/03).
Menurut Sukirman, pada awalnya, lima bulan lalu, BNN Jawa Timur menerima informasi adanya peredaran narkotik di lingkungan pelajar dan pesantren di Madura. Kemudian petugas BNN menelusuri itu.
"Kami berhasil ungkap di Sumenep, Sampang dan Bangkalan," kata Sukirman.
Temuan petugas di lapangan adalah bahwa bandar dan pengedar menyebarkan informasi baik secara langsung atau via ponsel dengan Whatsapp bahwa ada obat yang bisa menambah stamina sehingga kuat berzikir dalam waktu lama. Ternyata obat yang dimaksud adalah ekstasi.
Setelah mengungkap adanya santri yang menjadi konsumen pengedar, BNN terus melakukan pengembangan. "Kalau kiai yang memakai belum kami temukan. Saya yakin kiai bisa menjaga diri," kata Sukirman.
Menurut Sukirman, BNN Jatim sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan tokoh agama setempat terkait temuannya. Koordinasi itu antara lain untuk sosialisasi bahaya narkoba ke sekolah-sekolah dan pesantren. Materi antinarkoba juga dimasukkan ke kurikulum sekolah.
Sebelumnya, Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jatim, KH Hasan Mutawakkil Alallah juga mengatakan, isu santri pakai ekstasi yang dinyatakan Budi Waseso adalah hal yang mungkin terjadi.
"Pernyataan Budi Waseso mungkin ada benarnya. Itu sebagai peringatan bagi kami bahwa pengedar berusaha masuk ke segala lini, termasuk pesantren dengan segala cara," kata Mutawakkil Sabtu (05/03) lalu.
© Copyright 2024, All Rights Reserved