Serangkaian ledakan bom menghancurkan jaringan pipa minyak Irak yang mengalirkan ekspor minyak menuju Turki, Senin pagi (13/05), waktu setempat. Sabotase tersebut menyebabkan kebakaran hebat dan membuat ekspor negara itu terhenti sementara.
Bom tersebut menghantam pipa minyak di wilayah Al-Sharqat, sebuah daerah di provinsi Salaheddin. Pejabat dari North Oil Company mengatakan, kebakaran sudah dapat diatasi, tetapi butuh waktu 2 hari untuk memperbaiki pipa yang rusak akibat ledakan dan kebakaran tersebut.
Pipa sepanjang 970 kilometer itu mengalirkan minyak dari wilayah Kirkuk, Irak utara, menuju pelabuhan Ceyhan di pantai Laut Tengah Turki. Setiap hari, minyak yang mengalir dari pipa itu mencapai 330.000 barrel.
Sabotase terhadap pipa migas ini telah berulang kali terjadi di Irak. Pengeboman pipa minyak itu merupakan bagian dari gelombang kekerasan di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra koalisi pemerintah. Irak diwarnai unjuk rasa menuntut pengunduran diri Nuri.
Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menarik pasukannya pada 18 Desember 2011. Sejak April, lebih dari 450 orang tewas dalam kekerasan yang terjadi di negeri tersebut . Angka kematian akibat konflik sepanjang Maret dan Februari yang masing-masing tercatat 271 dan 220 orang.
Selain bermasalah dengan Kurdi, Pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni. Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki yang beraliran syiah, sejak Desember 2011 mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak yang keduanya adalah pemimpin sunni.
© Copyright 2024, All Rights Reserved