Pembangunan infrastruktur di awal tahun ini diperkirakan masih lesu. Hal itu terlihat dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS) dimana, nilai impor barang modal sepanjang Januari 2016 yang masih rendah. Angka impor barang modal turun signifikan dibandingkan Desember 2015.
BPS mencatat sepanjang Januari 2016, impor barang modal mencapai US$2,21 miliar pada Desember 2015. Angka itu turun menjadi US$1,79 miliar pada Januari 2016.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo, kepada pers, di Jakarta, Senin (15/02), menerangkan, angka itu menunjukkan belanja infrastruktur yang dilakukan pemerintah belum cukup mendorong pertumbuhan ekonomi di awal tahun.
"Belum ada realisasi yang cukup untuk kebutuhan infrastruktur walaupun sudah ada sebagian yang dimulai di akhir 2015. Tapi realisasinya belum cukup signifikan mendorong terjadinya pertumbuhan perdagangan internasional yang lebih tinggi," ujar Sasmito.
Jenis barang modal yang mengalami penurunan impor sepanjang Januari 2016 dibandingkan Januari 2015 adalah besi dan baja yang turun 34,46 persen, mesin dan pesawat mekanik turun 11,66 persen, serta benda-benda dari besi dan baja yang turun 17,37 persen.
Selain impor barang modal, impor bahan baku atau penolong juga mengalami penurunan 14,05 persen menjadi US$7,5 miliar pada Januari. Bahkan jika dilihat secara tahunan (yoy) impor bahan baku mengalami penurunan signifikan sebanyak 4,5 persen dibandingkan Januari 2015.
Sasmito memprediksi fenomena penurunan impor barang modal masih akan terjadi selama beberapa bulan ke depan. "Bayangan saya beberapa bulan masih akan begini. Kami harapkan recovery bisa dimulai semester II, meskipun masih menjadi pertanyaan besar juga," ujar dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved