Mantan Ketua PP Muhammadiyah Syafii Maarif menyindir kurangnya dukungan publik terutama kalangan akademisi terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang kini tengah menghadapi ancaman kriminalisasi. Syafii menilai, dukungan terhadap KPK saat ini masih kurang banyak. Kalangan akademisi masih banyak yang tiarap.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Tim 9 itu disela acara peresmian gedung Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)- JK School of Government di kampus terpadu UMY, Sabtu (07/03).
Tokoh yang disapa Buya itu mengataka, KPK saat ini sangat membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Saat ini, KPK dimusuhi oleh berbagai kekuatan. Padahal KPK Indonesia adalah salah satu lembaga pemberantasan korupsi yang terbaik di dunia. "Tim 9 itu termasuk yang paling depan. Kampus tiarap, para profesor tiarap, yang lain juga tiarap. Kan repot itu," ujar Buya.
Buya mengatakan, UU KPK itu dilahirkan oleh kesepakatan pemerintah dan DPR. Semestinya, kedua lembaga itu menghargai UU produknya sendiri. Namun hal itu tidak terjadi. KPK seperti anak haram yang tidak diinginkan kelahairannya.
Permainan kongkalikong, menyangkut kekuasaan, uang marak terjadi. Buya menyatakan, bahwa persoalan rekening gendut adalah nyata dan bukan dibuat-buat. Tim 9 sendiri terus bergerak memperluas jaringan. Namun jika tidak diminta pendapatnya oleh Presiden maka Tim 9 akan diam.
© Copyright 2024, All Rights Reserved