China secara mandiri telah membiakkan tiga varietas ayam broiler bulu putih baru, sehingga mengakhiri ketergantungan penuh terhadap impor.
Dikutip dari Xinhua, Senin (12/2), Berdasarkan data statistik terbaru dari Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan dan Akademi Ilmu Pengetahuan Pertanian China, pangsa pasar varietas baru tersebut mencapai 25,1% pada tahun 2023 dan pertama kali diekspor pada tahun 2023.
Tingginya pasokan biji-bijian dan produk pertanian utama lain di China tidak lepas dari semakin meningkatkannya industri pembiakan biologi melalui metode ilmiah dan teknologi.
Tahun 2023 lalu China juga berhasil membudidayakan varietas baru minyak lobak dengan masa pertumbuhan hanya sekitar 169 hari.
Siklus pertumbuhan yang singkat ini memungkinkan para petani untuk sepenuhnya memanfaatkan lahan kosong di musim dingin di China selatan. Yakni, dengan menanam minyak lobak tanpa menunda penanaman padi awal musim pada tahun berikutnya.
China juga telah berhasil membangun sistem penelitian dan pengembangan bio-breeding yang independen dan lengkap.
Laporan kementerian pertanian terbaru menyebutkan ada 37 varietas jagung hasil rekayasa genetika dan 14 varietas kedelai hasil rekayasa genetika di negara tersebut telah lulus pemeriksaan pendahuluan. Hal ini menandai langkah perintis industrialisasi bio-breeding.
Ada pun, tanaman hasil rekayasa genetika ini menunjukkan daya tahan terhadap herbisida dan serangga.
Mereka juga dapat melihat kenaikan hasil panen sebesar 10%, yang menunjukkan potensi pengembangan yang besar.
Sebagai “chip” pertanian, benih sangat penting bagi perkembangan industri. Mempercepat promosi dan penerapan teknologi transgenik harus dilakukan untuk meningkatkan daya saing di masa depan dan mengoptimalkan divisi industri.
Langkah ini juga merupakan cara untuk menjamin ketahanan pangan nasional dan mendorong pembangunan berkelanjutan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian.
Menurut statistik resmi, tingkat kontribusi varietas unggul terhadap peningkatan hasil gabah saat ini melebihi 45%.
Akademisi Chinese Academy of Sciences, Li Jiayang, mengatakan, inovasi sains-teknologi dalam pengembangan industri benih ini akan mempersempit kesenjangan kapasitas produksi antara China dan beberapa negara asing terkemuka.
“Tujuan inti di masa depan adalah meningkatkan produksi dan kualitas benih, mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida, serta mengurangi kerugian akibat bencana alam,” kata Li Jiayang. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved