Selasa pagi ini (WIB) atau Senin (waktu New York-AS) harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan. Kenaikan harga minyak didorong oleh data ekonomi lemah di Amerika Serikat dan Cina meningkatkan harapan untuk stimulus lebih guna memacu pertumbuhan lamban di kedua konsumen energi besar dunia tersebut.
Harga minyak mentah light sweet pada pedagangan kontrak utama New York untuk pengiriman Oktober, ditutup pada US$96,54 per barel, naik 12 sen dari penutupan Jumat kemarin. Sedangkan minyak mentah Brent North Sea di perdagangan London untuk pengiriman Oktober naik 56 sen menjadi US$114,81 per barel.
Menurut Addison Armstrong pada Tradition Energy, data yang dilansir Pemerintah AS, Jumat kemarin, adalah laporan pengangguran buruk AS . Ditambah lagi data angka perdagangan dari Cina yang mengecewakan. Kondisi ini menyediakan dukungan utama untuk harga minyak. Karena indikator makro negatif mendorong antusiasme untuk stimulus
“Impor minyak mentah Cina jatuh pada Agustus ke tingkat terendah sejak Oktober 2010,” ujar Addison.
Sementara itu, Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi, Senin waktu setempat mengatakan, kenaikan harga minyak tidak bisa dibenarkan oleh fundamental pasar, menegaskan bahwa pasokan dan permintaan seimbang.
"Arab Saudi prihatin harga minyak naik di pasar minyak internasional. Tingginya harga minyak saat ini sama sekali tidak didukung oleh fundamental pasar. Pasar seimbang, masih dalam sebuah kisaran yang dapat diterima dan persediaan lebih dari cukup," kata Ali.
Arab Saudi adalah produsen minyak terbesar dalam 12 negara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Kartel yang berbasis di Wina ini memberikan kontribusi sekitar 40% dari pasokan minyak mentah global.
© Copyright 2024, All Rights Reserved