Situasi agak lain terjadi di bursa saham Indonesia. Pada saat masih positifnya bursa saham global, namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru turun curam dalam menutup sesi perdagangan pekan ini, Jumat (20/9/2024).
Berdasarkan pantauan di market, menunjukkan runtuhnya IHSG kali ini diakibatkan rontoknya harga saham-saham yang dikuasai Prajogo Pangestu.
Terutama saham BREN, Barito Renewables Energy yang mengalami keruntuhan harga hingga 19,95%.
BREN menutup sesi sore dengan turun 19,95% di Rp8.825. Saham lain terkait Prajogo Pangestu juga runtuh curam namun dalam rentang yang lebih mendingan seperti: PTRO, BRPT, dan TPIA.
Akibat dari rontoknya saham-saham tersebut, gerak IHSG terdampar dalam zona koreksi tajam. Hingga sesi perdagangan sore ditutup, IHSG runtuh 2,05% di 7.743.
Keruntuhan saham-saham milik Prajogo Pangestu tersebut yang dilatari oleh sentimen dikeluarkannya saham BREN dari daftar indeks FTSE.
Sisebutkan, saham BREN dinilai tak masuk kualifikasi karena dari 97 persen saham yang beredar dikuasai beberapa pihak saja.
Akibat dari sentimen ini, harga saham BREN yang dalam beberapa bulan terakhir terlihat cukup mewarnai gerak IHSG, hancur lebur.
Sentimen runtuhnya saham BREN kemudian juga menyeret saham milik Prajogo Pangestu lainnya, yang kemudian membuat IHSG turun tajam. Catatan menunjukkan nilai kapitalisasi pasar BREN setara dengan saham Bank BCA, BBCA. Dan kerontokan BREN, terlebih bersama saham terkait lainnya, memaksa IHSG jatuh dalam zona merah.
Keruntuhan BREN membuat indeks saham sektor infrastruktur terbanting parah hingga lebih dari 3%.
Hingga sesi perdagangan berakhir, indeks infrastruktur tercatat ambruk 3,26% di 1.591,34. Sementara pantauan pada saham unggulan memperlihatkan gerak yang beralih merah pada sesi perdagangan sore, setelah sebelumnya terlihat bertahan.
Sejumlah besar saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan terpantau masih mampu menguat, seperti: ADRO, TLKM, PTBA, PGAS, ICBP serta INDF. Sedangkan sejumlah saham unggulan lainnya turun dalam kisaran cenderung moderat, seperti: BBCA, BBRI, ASII, BBNI dan BMRI. Pola demikian sekaligus mengkonfirmasi penurunan IHSG yang hanya dominasi oleh saham-saham terkait Prajogo Pangestu.
Sementara laporan dari jalannya sesi perdagangan di Asia menunjukkan, situasi optimis yang masih berlanjut. Seluruh Indeks menguat dalam rentang bervariasi hingga perdagangan berakhir.
Secara keseluruhan, pelaku pasar di Asia masih mengandalkan sentimen positifnya indeks Wall Street ada sesi perdagangan sebelumnya.
Indeks Nikkei (Jepang) memimpin penguatan dengan melonjak 1,53% setelah menutup sesi di 37.723,91.
Sementara indeks ASX200 (Australia) naik moderat 0,21% di 8.209,5, dan indeks KOSPI (Korea Selatan) menguat 0,49%n dengan terhenti di 2.593,37.
Laporan lain menyebutkan, lonjakan tajam indeks Nikkei yang dilatari oleh langkah bank Sentral Jepang, BoJ yang mempertahankan suku bunga. Kebijakan tersebut kemudian menghentikan laju penguatan nilai tukar mata uang Yen, dan situasi ini mendapatkan sambutan positif pada indeks Nikkei.
Sebaliknya, Kinerja gemilang dilaporkan datang dari pasar uang, di mana Rupiah mampu mengikuti irama penguatan mata uang utama dunia. Rupiah terpantau menapak zona penguatan tajam secara konsisten di sepanjang sesi perdagangan.
Hingga sesi perdagangan sore tadi, Rupiah diperdagangkan di kisaran Rp15.145 per Dolar AS atau naik 0,55%.
Posisi tersebut sekaligus telah sangat dekat dengan level psikologis penting yang telah lama dinantikan yaitu di kisaran Rp15.000.
Penguatan rupiah kali ini terlihat sangat seiring dengan irama penguatan yang kembali berlanjut di pasar global pada sesi sore ini. Pantauan terkini menunjukkan, mata uang Euro yang kini telah kembali mendekati level psikologis nya di kisaran 1,1200.
Sedangkan Poundsterling telah berhasil menembus level psikologis nya di kisaran 1,3300, dan Dolar Australia telah dengan stabil berada di atas level psikologis nya di kisaran 0,6800.
Momentum tersebut nampaknya mampu dimaksimalkan Rupiah untuk membukukan lonjakan tajam. Rupiah bahkan terpantau sempat melonjak hingga lebih dari 1 persen untuk sekaligus menjadi mata uang terkuat di Asia. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved