Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, berharap para aktivis, akademisi, hingga civil society diharapkan segera membentuk "Barisan Nasional Anti Jokowi". Gerakan ini diperlukan untuk melawan Joko Widodo yang menyimpang selama ini.
"Para aktivis, akademisi, civil society harus segera membentuk 'Barisan Nasional Anti Jokowi' untuk melawan tindakan Jokowi yang menyimpang selama ini," kata Muslim Arbi, Minggu (24/3/2024).
Menurut Muslim, Jokowi selama ini telah merusak demokrasi dengan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang marak terjadi. Bahkan, Jokowi dianggap sebagai sosok yang tidak mau mendengar rakyat, dan merasa paling benar sendiri.
"Jokowi langgar UU dan langgar sumpah jabatan. Bahkan menjadikan dirinya di atas UU. Itu kelakuan sebagai raja, semua keinginannya harus diikuti, kalau tidak akan ditumpas," kata Muslim.
"Barisan Nasional Anti Jokowi" kata Muslim, juga bertujuan untuk mendidik Jokowi untuk menghormati etika dan hak asasi manusia (HAM) rakyat Indonesia dengan tidak gemar ingkar janji, menipu, dan berbohong.
Muslim mengatakan, gerakan ini perlu agar Jokowi tidak gampang intervensi untuk kepentingan politiknya, dan terlebih utama tidak lagi intervensi lembaga-lembaga penegak hukum untuk kepentingan politik dan kekuasaannya.
"Juga tidak lagi mengintervensi pemerintahan yang akan datang," kata Muslim.
Kelompok tersebut ,kata Muslim, juga dapat mengingatkan Jokowi bahwa jabatannya akan berakhir 20 Oktober 2024 mendatang. Artinya, kekuasaannya kurang dari 7 bulan lagi.
"Demi menjaga nama dan wibawanya, Jokowi harus mengundurkan diri, atau Barisan Nasional Anti Jokowi memintanya mundur dengan kesadarannya seperti Pak Harto, memilih mundur demi kebaikan bangsa dan negara," pungkas Muslim.[]
© Copyright 2024, All Rights Reserved