Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, dikabarkan akan memecat Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant.
Rencana pemacatan itu dilakukan menyusul perselisihan yang terjadi antara Netanyahu dan Menhan Gallant tentang perang dengan Hizbullah di perbatasan Lebanon.
Gallant menganjurkan upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan, sementara Netanyahu ingin Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran hingga mencapai kemenangan.
Media Israel mengungkap rencana Netanyahu mengganti Gallant dengan Gideon Sa'ar, pemimpin Partai Harapan Baru yang berhaluan kanan, sebagai menhan demi meneruskan kebijakan perang Netanyahu.
Upaya pemecatan Gallant ditentang keras oleh oposisi terkuat di Israel yang juga mantan Menteri di Kabinet Perang, Benny Gantz.
Menurut Gantz, memecat Gallant dari Menhan Israel merupakan tindakan ceroboh yang bisa membahayakan keamanan nasional Israel.
"Apa yang dilakukan Netanyahu saat ini membahayakan keamanan Israel dengan cara yang paling nyata yang dapat saya ingat pernah dilakukan oleh seorang perdana menteri selama perang," kata Gantz dengan nada tegas, dikutip dari Middle East Monitor, Rabu (18/9/2024).
Kemudian Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Barak, mengungkapkan, tujuan Netanyahu mengganti Gallant dengan Sa'ar adalah agar Israel tetap bisa melanjutkan perang di Gaza maupun Lebanon.
Ehud Barak memperingatkan kondisi itu (apa yang dilakukan Netanyahu) sangat berbahaya karena akan membawa Israel ke perang berkepanjangan.
"Orang yang bertanggung jawab atas kegagalan bukanlah orang yang akan memperbaikinya, dan memegang kendali di tangannya adalah resep untuk bencana nasional yang belum pernah terjadi sebelumnya," pungkas Barak. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved