Sejumlah orang yang mengatasnamakan Gerakan Nasionalisasi Migas, menggelar demontrasi di depan Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hari ini, Kamis (05/09). Mereka menuntut pemerintah untuk mengembalikan serta menyerahkan pengelolaan Blok Mahakam, Kalimantan Timur kepada PT Pertamina.
“Blok Mahakam tanpa kompromi harus diberikan ke Pertamina atau negara. Tidak ada dalih atau alasan satupun untuk memperpanjang kontrak Blok Mahakam oleh Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation jika Menteri ESDM mematuhi amanat konstitusi Pasal 33 UUD 1945," ujar Koordinator aksi Binsar Effendi Hutabarat di depan Kementerian ESDM.
Kata Binsar, pejabat yang menyetujui penyerahan pengelolaan migas di Blok Mahakam kepada pihak asing adalah pengkhianat bangsa. Mereka yang memihak kepada perusahaan asing adalah pengkhianat bangsa," kata Binsar.
Gerakan Nasionalisme Migas yang merupakan para pensiunan dari PT Pertamina tersebut menuding Menteri ESDM Jero Wacik, Wakil Menteri ESDM Susilo Siswo Utomo, Rudi Rubiandini, dan Soetan Bhatugana setuju menjual Blok Mahakam pada pihak asing. Jika itu dilakukan, mereka adalah pengkhianat bangsa.
Binsar menyebut, berdasarkan data yang diperoleh, keuntungan Pertamina dalam mengelola migas di seluruh Indonesia jauh tertinggal dari pengelolaan Blok Mahakam oleh Total E&P. Pertamina (keuntungan) per tahun hanya Rp25 triliun. Sedangkan Blok Mahakam Rp171 triliun per tahun. “Dengan Malaysia (Petronas) saja kita jauh tertinggal yakni Rp168 triliun per tahun," ujar dia.
Para pengunjuk rasa yang rata-rata berusia 60 tahun lebih itu juga mengancam akan menggelar aksi kembali jika pemerintah memperpanjang kontrak perusahaan asing di Blok Mahakam tersebut. “Kita ingin ketemu dengan menteri atau wakil untuk memastikan kontrak Blok Mahakam ini diputus atau diperpanjang. Jika disetujui untuk diperpanjang, kami akan menggelar aksi lagi," tanda dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved