Sebelumnya, Cisco dikabarkan bakal merumahkan 14.000-an orang dari total 70.000-an karyawan yang tersebar di seluruh dunia. Namun akhirnya perusahaan jaringan komputer tersebut hanya memangkas tujuh persen dari total pegawainya. Jumlah itu setara dengan lebih kurang 5.500 karyawan.
BBC, Kamis (18/08), melaporkan, pemangkasan tenaga kerja itu dikarenakan Cisco ingin fokus berinvestasi di dua area, yakni keamanan internet dan layanan komputasi berbasis cloud.
Menurut perwakilan perusahaan, efisiensi tenaga kerja harus dilakukan untuk mengalokasikan lebih banyak dana investasi ke dua sektor tersebut. "Pasar membutuhkan Cisco untuk bergerak lebih cepat ke arah inovasi," kata perwakilan perusahaan yang berbasis di San Jose tersebut.
Lebih spesifik, layanan komputasi berbasis cloud akan diarahkan untuk implementasi Internet of Things (IoT) dan pusat data masa depan yang lebih ramah lingkungan.
Diketahui, bisnis jaringan dan router Cisco mengalami pelambatan pertumbuhan selama beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan penurunan permintaan dari operator telekomunikasi dan kompetisi sengit dengan penyuplai lainnya.
Pada laporan terakhir, pendapatan untuk bisnis router Cisco menurun enam persen, sementara untuk jaringan menurun 2 persen. Secara keseluruhan, keuntungan Cisco dilaporkan US$2,8 miliar atau setara Rp36 triliun. Angka itu menurun sekitar 21 persen dari keuntungan tahun sebelumnya.
Melihat mandeknya bisnis tersebut, Cisco mulai merambah bisnis software keamanan untuk komputer. Cisco juga mengakuisisi 10 perusahaan yang kebanyakan menawarkan layanan berbasis cloud dalam beberapa tahun terakhir.
Bukan cuma Cisco yang mengalami kemandekan hingga harus memangkas jumlah pekerja. Pada April lalu, Intel yang merupakan kompetitor Cisco memangkas 12.000 pekerja atau sekitar 11 persen dari total basis pegawainya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved