Walikota Surabaya Tri Risma belum juga bersikap soal wacana pencalonannya sebagai gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017. Risma hanya mengatakan, lihat nanti saja, saat didesak dengan pertanyaan soal maju pilgub DKI.
"Ya, lihat nanti lah," kata Risma singkat kepada wartawan seusai pelantikan Ketua Kwartir Cabang Pramuka Kota Surabaya di gedung Grawa Sawunggaling Surabaya, Senin (08/08).
Sebelumnya, kemarin, sejumlah warga Surabaya menandatangani petisi penolakan Risma menjadi cagub di spanduk yang digelar di Taman Bungkul dalam kesempatan car free day.
Sejumlah spanduk penolakan juga terpampang di sejumlah titik di jalan-jalan Kota Surabaya beberapa hari terakhir, seperti di kawasan Kenjeran, Wonokromo, Gubeng, Sukolilo, Rungkut, dan Jemursari. Spanduk berwarna dasar merah itu terdapat gambar Risma bertuliskan "Harga Mati, Bu Risma Tetap Walikota Suroboyo".
Sebaliknya, komunitas pendukung Risma di Jakarta, Jaklovers bahkan ke Surabaya khusus untuk meminta izin kepada warga agar diperbolehkan membawa Risma ke Jakarta
Menyikapi hal tersebut, Risma mengaku dirinya mulai cemas setiap ucapan dan tindak-tanduknya disalahpahami publik mengandung unsur politik. Risma masih mengingat kala ucapan permohonan maafnya dalam sebuah acara di Surabaya pada Kamis pekan lalu disalahpahami media massa sebagai pamitan untuk mencalonkan gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada tahun 2017. Padahal permohonan maaf itu murni dalam konteks masih dalam suasana Lebaran Idul Fitri.
Risma memohon maaf lagi seusai menghadiri pelantikan pengurus Kwarcab Gerakan Pramuka Kota Surabaya di Kantor Pemerintah Kota, Senin (08/08). Namun Risma mewanti-wanti bahwa ucapannya memang murni permintaan maaf dan jangan disalahapahami lagi.
“Kurang (atau) lebihnya saya minta maaf karena (saya) ada agenda lain (sehingga harus segera meninggalkan acara). Saya minta maaf. Ini minta maaf, jangan dikira pamitan,” kata Risma, yang segera disambut tawa para hadirin.
© Copyright 2024, All Rights Reserved