Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso bersama Mayjen TNI (Purn) Kurdi Mustofa dan Usamah Hisyam mendeklarasikan organisasi masyarakat Gerakan Indonesia Adil Sejahtera dan Aman (ASA), di Balai Kartini, Jakarta, Senin malam (20/05).
Gerakan Indonesia ASA dideklarasikan oleh tiga dewan pendiri yakni, Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso sebagai Ketua Dewan Pembina, Mayjen TNI (Purn) Kurdi Mustofa sebagai Sekretaris Dewan Pembina, dan Usamah Hisyam sebagai Direktur Dewan Pengurus Harian.
Pada kesempatan tersebut, juga diumumkan 21 orang pengurus Gerakan Indonesia ASA, meliputi dewan pembina, dewan penasihat, dan dewan pengurus harian, yang kemudian dilantik oleh Djoko Santoso.
Menurut Djoko Santoso, deklarasi Gerakan Indonesia ASA diselenggarakan bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), pada 20 Mei 2013. “Hari Kebangkitan Nasional adalah hari bersejarah bagi bangsa Indonesia yang dimulai sejak berdirinya perkumpulan Boedi Oetomo pada 1908 yang dipimpin Dr Wahidin Sudiro Husodo,” ujar Djoko.
Djoko mengatakan, pendahulu bangsa Indonesia, yakni Kerajaan Sriwijaya pada abad ketujuh dan Kerajaan Majapahit pada abad ke-14 telah mengalami masa kejayaan. "Karena itu, saya optimis Indonesia Indonesia akan kembali mencapai masa kejayaannya. Insya Allah pada 2045, yakni 100 tahun setelah Indonesia merdeka," kata Djoko.
Menurut Djoko, selama 15 tahun perjalanan reformasi, belum seluruhnya berhasil mewujudkan agenda yang menjadi harapan masyarakat, antara lain pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Karena itu, kata Djoko, bangsa Indonesia perlu melakukan konsolidasi nasional dengan menginventarisasi keberhasilan dan kekurangan selama ini, melakukan reorientasi posisi Indonesia saat ini, dan merencanakan perjalanan bangsa ke depan.
"Dengan mendasarkan evaluasi pada masa lalu dan masa kini, Insya Allah perjalanan bangsa Indonesia ke depan akan lebih terarah. Karena itu bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2013 dirikan Gerakan Indonesia ASA," kata pria kelahiran Solo, 8 September 1952.
Mantan Kepala Staf TNI AD pada 2005-2007 itu menjelaskan, gerakan Indonesia ASA bertujuan memberikan kontribusi untuk kemajuan bangsa, agar berdaulat di bidang politik, mandiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang sosial budaya, guna mencapai cita-cita bangsa Indonesia.
Sasaran lainnya dari Gerakan Indonesia ASA adalah mengajak bangsa Indonesia untuk bangkit, bersatu, bekerja keras, dan bersama-sama agar bangsa Indonesia lebih maju.Agar bangsa Indonesia bisa sejajar dengan bangsa lainnya sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa Indonesia yakni merdeka, berdaulat, bersatu, adil, dan makmur.
Pada kesempatan tersebut, juga diluncurkan buku "Jenderal TNI (Purn) H Djoko Santoso: Bukan Jenderal Kancil" setebal 240 halaman.
Buku yang ditulis dua wartawan senior Perum LKBN ANTARA, Aat Surya Safaat dan Edi Utama tersebut, menceritakan riwayat hidup, perjuangan, dan prestasi yang dicapai Djoko Santoso dalam perjalanan kariernya sebagai militer, termasuk komitmennya pada bangsa Indonesia.
Deklarasi Gerakan Indonesia ASA juga dihadiri sejumlah tokoh antara lain, mantan Menteri Sekretaris Negara Akbar Tandjung, mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli, mantan Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, mantan Komandan Pusat Polisi Militer Mayjen TNI (Purn) Hendardji Soepandji, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Mayjen TNI (Purn) Prijanto, dan mantan Pemimpin Umum LKBN ANTARA Parni Hadi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved