Sejumlah ekonom menilai target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% pada tahun 2019 sebagai target yang sulit untuk dicapai. Bahkan Ekonom asal Institut Pertanian Bogor (IPB), Iman Sugema, mengatakan, target tersebut hanyalah mimpi.
"Target tersebut mimpi yang buruk, tidak bisa kalau sekarang, apalagi dengan kebijakan dan cara kerja seperti ini. Enggak usah mimpi 8%, 6% saja susah. Alasannya, tiga macan Asia yakni Tiongkok, India dan Indonesia, memang sedang melambat semua," kata Iman Sugema dalam diskusi bertajuk "Target Pertumbuhan Ekonomi 8 persen Tahun 2019 : Mimpi atau Kenyataan?", di Jakarta, Selasa (10/03).
Iman mengatakan, komentar tersebut berkaca dari sejumlah hal. Salah satunya adalah investasi pemerintah yang hingga saat ini baru 2,5% dari Produk Domestik Bruto, dimana seharusnya 5,7%.
"Belanja modal pemerintah bersifat komplementer bagi investasi swasta. Investasi swasta seharusnya mencapai 27% dari PDB, tapi saat ini baru mencapai 22% dari PDB. Tantangannya adalah pembiayaan dari perbankan domestik masih terlalu mahal," kata Iman.
Hal berbeda dikatakan ekonom dari Unika Atma Jaya, A Prasetyantoko. Dia mengatakan, sejumlah studi menunjukkan target tersebut bisa tercapai, meski harus memenuhi sejumlah persyaratan yang berat.
"Studi bilang beda-beda, dari 7-10%. Apapun itu, prasyaratnya kompleks. Studi dari Harvard mengatakan bisa 10% asal ada tough reform. Tapi kalau biasa-biasa saja tumbuh hanya 5%. Kemudian harus ada tambahan 4 juta tenaga kerja ahli sehingga target tumbuh 10% bisa tercapai," kata Prasetyantoko.
Menurut Prasetyantoko, Indonesia harus memenuhi beberapa syarat untuk mencapai target 8% tersebut. Mulai dari melakukan reformasi struktural, perpindahan dari produksi komoditas ke manufaktur, dan meningkatkan saving. Sehingga kemampuan membiayai ekspansi ekonomi akan lebih tinggi.
Ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM) A Tony Prasetiantono mengatakan, target tersebut bisa tercapai asal program pengembangan infrastruktur pemerintah bisa berjalan lancar. Sebab infrastruktur yang baik akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Tidak mudah ya, tapi 7% saya kira mungkin. Intinya di pembangunan infrastruktur yang bisa membuat kegiatan ekonomi lebih mudah. Mulai dari transportasi, barang lebih baik, dan efisiensi. Jadi pembangunan infrastruktur harus dikebut," pungkas Tony.
© Copyright 2024, All Rights Reserved