Panglima Komando Armada Timur (Pangkoarmatim) Laksamana Muda TNI Darwanto mengungkapkan empat prajurit TNI Anglatan Laut hilang di perairan perbatasan Filipina sejak Rabu (14/12).
Darwanto menjelaskan kronologi kejadian yang dialami para prajurit TNI AL tersebut.
Kejadiannya diawal pada Selasa, 13 Desember 2016, sekitar pukul 16.30 WIT, KRI Layang-635 mendapat kontak secara visual kemudian terdeteksi menggunakan radar navigasi JRC terdapat spot kontak radar pada jarak 5 NM (Nautical Mile) dengan kecepatan 8 knot haluan ke Utara.
Kontak terus didekati sampai dengan jarak 2 NM hingga terlihat secara visual kontak tersebut adalah kapal berbendera Filipina bernama FB Nurhana.
“Nah, pada hari yang sama, sekitar pukul 17.15 WIT, sebelum melakukan pemeriksaan dan penangkapan terhadap kapal nelayan tersebut, sempat terjadi kontak senjata. Kemudian kapal nelayan berhasil diamankan tanpa muatan dan dokumen. Hanya ada 24 ABK,” ungkap Darwanto, Sabtu (24/12).
Kapal tersebut kemudian digiring ke Lanal terdekat yakni Lanal Melonguane, Talaud. Dalam perjalanan ke Lanal Melonguane, empat prajurit tadi ditugaskan mengawal kapal nelayan Filipina.
“Mereka pindah ke kapal nelayan Filipina. Sedangkan 21 ABK kapal nelayan Filipina diamankan ke KRI Layang,” kata Darwanto.
Selanjutnya pada, Rabu (14/12), sekitar pukul 06.00 WITA, saat perjalanan dari perairan perbatasan Indonesia-Filipina menuju Lanal Melonguane dalam kondisi cuaca yang buruk, empat prajurit dalam kapal nelayan FB Nurhana hilang kontak.
“KRI Layang sempat mencari ke lokasi awal penangkapan kapal nelayan Filipina tersebut tapi sudah tidak ditemukan. Akhirnya KRI Layang melanjutkan perjalanan ke Bitung,” jelas Darwanto.
Menurut Darwanto, meski cuaca dan geografis buruk, TNI AL terus melakukan pencarian dengan melibatkan empat KRI dan dua pesawat.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihal Angkatan Laut Filipina untuk melakukan pencarian. Tapi belum juga menemukan,” pungkas Darwanto.
© Copyright 2024, All Rights Reserved