Gempa 6,2 Skala Richter yang berpusat di barat daya Kebumen, Jawa Tengah, pada koordinat 8.22 lintang selatan dan 109.22 bujur Timur adalah mekanisme gempa normal (sesar turun) terkait aktifitas subduksi. Gempa yang berjarak 104 dari garis pantai pada kedalaman 88 km tersebut, kemungkinan disebabkan oleh tarikan dari bagian bawah lempeng (slab pull).
Demikian pendapat yang dikemukakan Dr Irwan Meilano, ahli gempa dari Program Pasca Sarjana GREAT ITB kepada politikindonesia.com, terkait gempa yang mengguncang pada Sabtu (25/01) siang itu dan getarannya dirasakan cukup jauh hingga ibukota Jakarta.
Irwan mengatakan, berdasarkan kedalamannya maka gempa berada pada bidang benioff. “Karena lokasi gempanya cukup dalam, maka goncangan dirasakan di wilayah cukup luas, bahkan sampai pantai utara Jawa,” ujar dia.
Irwan meyakini gempa susulan akibat gempa utama tersebut kekuatan akan lebih kecil. Menilik pada lokasinya, gempa ini adalah hal yang normal karena terjadi di wilayah pertemuan 2 lempeng besar dunia yang saling bertumbukan, Indo Australia dan Eurasia. Kedua lempeng ini selalu bergerak 6 hingga 10 cm per tahun. Tumbukan antar kedua lempeng itu, menyebabkan ada daerah-daerah yang akan patah karena tidak tahan. Itu yang menyebabkan terjadi gempa.
Tetapi yang harus diwaspadai adalah gempa yang terpicu (triggered event) pada lokasi yang berlainan. “Gempa terpicu pada lokasi lain bisa saja memiliki magnitude yang besar dari gempa sebelumnya,” tandas dia.
DR Irwan Meilano, GREAT ITB
© Copyright 2024, All Rights Reserved