Selama ini banjir sulit diprediksi karena sebagian besar sungai tidak memiliki alat pengukur aliran sungai. Sehingga masih banyak negara memanfaatkan sistem peringatan dini untuk mengabarkan potensi banjir.
Namun berkat bantuan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), Google Maps, kini dapat memprakirakan secara akurat potensi banjir suatu wilayah sejak 7 hari sebelumnya.
Teknologi yang digunakan Google ini menawarkan perkiraan banjir yang andal kepada penduduk di lebih dari 80 negara dengan total populasi 460 juta jiwa.
Temuan teknologi ini dipublikasikan dalam jurnal sains berjudul Global prediction of extreme floods in ungauged watersheds (2024).
Dikutip dari CNN, Senin (25/3/2024), para peneliti mengungkap menggunakan AI dan sekumpulan data terbuka untuk membuat teknologi prediksi banjir ini.
"Dengan menggunakan AI dan kumpulan data terbuka, kami dapat secara signifikan meningkatkan ketepatan, perolehan, dan waktu perkiraan jangka pendek (0-7 hari) untuk kejadian sungai ekstrem", kata para peneliti dikutip dari jurnal tersebut, Jumat (22/3/2024).
Model AI yang dikembangkan dalam penelitian ini menggunakan jaringan memori jangka pendek (LSTM) yang berfungsi untuk memprediksi aliran arus harian melalui cakrawala perkiraan tujuh hari.
Teknologi yang digunakan untuk memprediksi hidrologi skala global secara real-time merupakan Global Flood Awareness System (GloFAS) yang dioperasikan oleh Copernicus Emergency Management Service (CEMS).
Google menangani model pembelajaran mesin pelatihan dengan semua jenis data yang relevan, termasuk peristiwa sejarah, pembacaan ketinggian sungai, pembacaan ketinggian dan medan, dan banyak lagi.
Dalam pengujiannya, AI ini membuat peta lokal dan menguji sampel sebanyak 5.680 aliran sungai menggunakan validasi silangk-fold acak.Kombinasi teknik silang ini memungkinkan model AI untuk memprediksi banjir yang akan datang secara akurat.
Hasilnya AI dapat memprediksi beberapa banjir tujuh hari sebelumnya dengan rata-rata banjir terjadi sekitar lima hari. Meskipun demikian, rupanya masih terdapat tantangan yang dialami oleh para peneliti dalam pengembangan AI ini terutama dalam hal sosialisasi kepada masyarakat.
"Selain menghasilkan perkiraan yang akurat, aspek lain dari tantangan dalam memberikan peringatan banjir yang dapat ditindaklanjuti adalah sosialisasi peringatan tersebut kepada individu dan organisasi secara tepat waktu. Kami mendukung upaya tersebut dengan merilis prakiraan secara publik secara real-time, tanpa biaya atau hambatan akses," kata para peneliti tersebut.
Mengutip Engadget, saat ini teknologi AI untuk memperkirakan banjir sudah tersedia di Google Search, Google Maps, dan melalui notifikasi Android.
Ke depannya para peneliti akan terus mengeksplorasi potensi AI untuk menciptakan model prakiraan banjir yang lebih baik dan menyempurnakan pendekatan berbasis AI. Dan diharapkan hal ini nantinya akan menghasilkan platform perkiraan banjir global yang menyeluruh.
"Masih banyak ruang untuk meningkatkan prediksi banjir global dan sistem peringatan dini. Melakukan hal ini sangat penting bagi kesejahteraan jutaan orang di seluruh dunia yang kehidupan (dan harta bendanya) dapat memperoleh manfaat dari peringatan banjir yang tepat waktu dan dapat ditindaklanjuti," kata para peneliti.[]
© Copyright 2024, All Rights Reserved