Perwakilan Pemerintah Suriah pimpinan Presiden Bashar al Assad dan delegasi dari kubu oposisi Suriah akhirnya menyepakati bertemu dalam satu ruangan, di Jenewa, Sabtu (25/01). Mereka akan bertemu dan melakukan pembicaraan langsung untuk membahas nasib Suriah ke depan.
“Kedua belah pihak sudah menyepakati prinsip-prinsip perdamaian untuk mengakhir konflik kemanusiaan yang telah berlangsung selama tiga tahun tersebut,” kata Wakil Khusus dari Liga Arab, Lakhdar Brahimi, seperti dilansir Reuters, Sabtu (25/01).
Brahimi yang ditunjuk sebagai mediator kedua belah pihak menyadari pertemuan pembicaraan kedua pihak ini tidak mudah. Brahimi akan memulai pada sisi kemanusiaan rakyat Suriah yang saat ini kondisinya sangat memprihatinkan.
"Saya pikir kedua belah pihak memahami bahwa sangat baik dan menerimanya," kata Brahimi.
Brahimi mengingatkan bahwa ada beberapa interpretasi yang berbeda dari dua kubu pada beberapa item-item prinsip tersebut.
Sementara, delegasi oposisi Anas Absah memuji langkah baik ini. "Kami puas dengan pernyataan Brahimi hari ini dan bahwa rezim Assad telah diterima Geneva 1 (komunike). Atas dasar inilah kami akan bertemu delegasi Assad," kata Absah.
Pada Jumat (24/01), perwakilan Pemerintah Suriah, Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem mengancam untuk berjalan keluar dari pembicaraan damai. Muallem berpesan kepada Brahimi, dirinya akan meninggalkan pembicaraan damai ini bila hingga Sabtu tidak ada kata sepakat.
© Copyright 2024, All Rights Reserved